NUKILAN.id | Opini – Indonesia, sebuah bangsa yang dibangun atas dasar pemikiran yang visioner dan perjuangan yang penuh keberanian. Sejarah mencatat bahwa negeri ini lahir dari darah, keringat, dan gagasan besar putra-putri terbaiknya. Dalam lintasan waktu, kita melihat bagaimana pemikiran-pemikiran ini menjadi fondasi kokoh yang menopang perjuangan menuju kemerdekaan, hingga saat ini terus menjadi inspirasi bagi generasi muda.
RA Kartini: Visioner yang Melampaui Zaman
Salah satu figur yang menginspirasi adalah RA Kartini. Melalui surat-suratnya yang dikompilasi dalam buku legendaris Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini membahas berbagai gagasan yang melampaui zamannya. Ia berbicara tentang hak perempuan, pentingnya pendidikan, kesetaraan gender, dan kritik terhadap tradisi yang mengekang. Pemikirannya tak hanya membebaskan perempuan dari keterkungkungan budaya, tetapi juga menjadi landasan kebangkitan nasional melawan kolonialisme dengan senjata pendidikan dan kesadaran hak asasi manusia.
Ratu Kalinyamat: Perempuan Pelaut dan Pejuang
Selain Kartini, sejarah juga mengenal Ratu Kalinyamat, seorang perempuan yang membuktikan bahwa wanita dapat berperan aktif dalam politik, ekonomi, dan militer. Ia membangun armada laut besar yang digunakan untuk melawan penjajah. Semangatnya menginspirasi perjuangan mempertahankan kedaulatan sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa pelaut yang tangguh, sebagaimana tertera dalam syair klasik: “Nenek moyangku seorang pelaut.”
Tan Malaka: Filsuf dan Pemikir Revolusioner
Di bidang filsafat dan politik, Tan Malaka adalah sosok yang tak tergantikan. Karya-karyanya seperti Materialisme, Dialektika, dan Logika (Madilog) membongkar kepercayaan mistis yang dianggap menghambat kemajuan masyarakat. Ia menyerukan pentingnya rasionalitas dan kesadaran sosial-ekonomi untuk melawan penjajahan dan membangun masyarakat yang adil. Pemikirannya tetap relevan hingga kini, menjadi inspirasi untuk memahami realitas sosial dan membangun bangsa dengan logika yang kokoh.
Bung Karno: Sang Penyambung Lidah Rakyat
Tak bisa dipungkiri, Bung Karno adalah salah satu tokoh pemikir terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Dengan visi besar tentang Trisakti, Pancasila, dan pidato-pidato fenomenalnya, Bung Karno mengguncang dunia. Ia mendesain Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Namun, sejarah juga mencatat bagaimana ia harus jatuh karena intrik politik global yang tak menginginkan kemandirian Indonesia.
Perjuangan di Tengah Tekanan Global
Sejarah Indonesia adalah sejarah perlawanan terhadap dominasi asing. Dari Konferensi Meja Bundar hingga nasionalisasi aset-aset penting di era Bung Karno, bangsa ini menunjukkan bahwa ia berani mengambil langkah besar untuk kemandirian. Namun, tekanan global tak pernah surut. Contohnya, pada tahun 1966, setelah pergantian kepemimpinan, Undang-Undang Penanaman Modal Asing kembali dihidupkan, membuka pintu bagi perusahaan-perusahaan seperti Freeport untuk masuk ke Indonesia. Langkah ini meninggalkan jejak panjang dalam sejarah ekonomi dan politik negeri ini.
Kutukan Pemimpin dan Harapan Baru
Ironi terbesar dalam sejarah bangsa ini adalah bagaimana pemimpin-pemimpin besar sering kali dikhianati oleh bangsanya sendiri. Bung Karno, misalnya, mengakhiri hidupnya dalam kesendirian, sementara pemikirannya tetap hidup membakar semangat perjuangan. Fenomena ini mengundang pertanyaan: apakah bangsa ini memang dikutuk untuk terus kehilangan pemimpin yang tulus?
Namun, masih ada harapan. Contoh terbaru adalah sikap Megawati Soekarnoputri yang teguh menjaga konstitusi dengan menolak perpanjangan masa jabatan presiden hingga tiga periode. Keputusan ini menunjukkan bahwa pemikiran visioner tetap hidup, meski sering kali harus melawan arus pragmatisme politik.
Inspirasi untuk Masa Depan
Indonesia adalah negeri dengan tradisi pemikiran dan perlawanan yang kuat. Dari Kartini, Ratu Kalinyamat, Tan Malaka, Bung Karno, hingga generasi saat ini, gagasan-gagasan besar selalu menjadi bahan bakar kemajuan bangsa. Sejarah bukan sekadar untuk dikenang, tetapi untuk menjadi pelajaran dan inspirasi bagi masa depan. Sebagai generasi penerus, tugas kita adalah menjaga dan mengembangkan warisan pemikiran ini untuk Indonesia yang lebih baik.
Mari kita renungkan: pemikiran atau perlawanan apa yang dapat kita sumbangkan bagi bangsa ini? Karena pada akhirnya, seperti kata Bung Karno, “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.” (XRQ)
Penulis: Akil