NUKILAN.id | Banda Aceh – Hujan yang mulai mengguyur sejumlah wilayah di Provinsi Aceh membawa semangat baru bagi petani setempat. Para petani berbondong-bondong turun ke sawah untuk memulai musim tanam rendengan, yaitu musim tanam padi pertama yang selama ini sangat dinanti.
Musim tanam rendengan dianggap lebih produktif karena ketersediaan air yang mencukupi, sehingga hasil panen gabah pun biasanya lebih melimpah. Para petani mempercepat proses pengolahan sawah agar tak tertinggal dalam memanfaatkan awal musim hujan ini.
“Kita harus menyegerakan turun ke sawah karena musim hujan sudah tiba. Jika terlambat, musim tanam pertama bisa terganggu dan berisiko mengancam musim tanam kedua,” ujar Abdullah, seorang tokoh masyarakat tani di Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, Kamis (3/10/2024).
Langkah cepat para petani ini tidak lepas dari kekhawatiran akan dampak fenomena El Nino yang belakangan melanda sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Aceh. Akibatnya, produksi gabah menurun karena kekurangan air selama beberapa bulan terakhir. Oleh karena itu, musim hujan yang baru datang ini menjadi kesempatan penting bagi petani untuk memulihkan produksi padi mereka.
Pengamatan di lapangan menunjukkan, aktivitas pengolahan sawah sudah terlihat di beberapa daerah di Kabupaten Pidie, seperti Kecamatan Delima, Indrajaya, dan Mutiara. Kawasan ini merupakan bagian dari jaringan irigasi Baro Raya, di mana penyaluran air ke daerah hilir perlu diprioritaskan sebelum diteruskan ke kawasan hulu.
Di Kecamatan Delima, misalnya, para petani di Desa Pulo Tunong, Pulo Baroh, dan Ceurih Blang Mee sudah mulai membajak sawah menggunakan traktor. Kawasan ini memiliki jaringan irigasi yang baik dan biasanya mampu menghasilkan panen antara 5 hingga 7 ton gabah per hektare.
Kepala Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Indrajaya, Yusri, menegaskan bahwa sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, penanaman padi di Kecamatan Indrajaya diharapkan selesai pada akhir November 2024. Ia juga mengimbau para petani untuk turun secara serentak dan mematuhi aturan pengairan demi kelancaran proses tanam.
“Sesuai hasil rapat antara pemerintah dan petani di tingkat kecamatan, jadwal musim tanam sudah ditentukan. Diharapkan dengan penanaman serentak, target produksi dan peningkatan hasil panen dapat tercapai,” ujar Yusri.
Dengan musim hujan yang mulai turun, para petani di Aceh optimistis bisa memulai musim tanam dengan baik, menjaga ketahanan pangan, serta meningkatkan hasil produksi padi mereka di tengah tantangan perubahan iklim yang ada.
Editor: Akil