Nukilan.id – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bersama Ikatan Mahasiswa Linge (Imling) memasang spanduk tolak tambang dan edukasi terhadap masyarakat lingkar tambang tentang dampak hadirnya tambang emas di Linge, Minggu, (6/11/2022).
Pemasangan spanduk ditempatkan di desa-desa yang berada di sekitar lingkar tambang yang akan didirikan di kecamatan Linge, seperti desa Owaq, Linge,Lumut,Ise-Ise dan Simpang Simpil, dalam spanduk tersebut memuat informasi tentang dampak negatif tambang dan juga 13 alasan untuk menolak tambang.
Kegiatan ini juga sambil melakukan observasi terkait pro dan kontra tentang PT LINGE MINERAL RESOURCE dan juga memberikan pemahaman kepada masyarakat akan bahayanya tambang yang akan merugikan masyarakat.
Ketua HMI Cabang Takengon menyampaikan tentang kegiatan ini ” Kegiatan ini merupakan awal untuk kita kembali memulai pergerakan penolakan terhadap kehadiran tambang dan juga bentuk komitmen kita yang akan terus bersuara, harapannya kita jangan diam dan terlalu santai sementara mereka terus bergerak untuk memuluskan jalannya pendirian tambang di Linge” ujar Agus Muliara.
Selama ini HMI Cabang Takengon cukup aktif menentang kehadiran tambang emas di Linge dan juga menolak negoisasi dalam bentuk apapun, Karena menilai bahwa tambang yang mensejahterakan rakyat hanyalah sebuah dongeng untuk menipu masyarakat.
Senada dengan apa yang disampaikan Ketua HMI Cabang Takengon, Edi Syahputra juga menyampaikan, gerakan ini kita mulai dari akar rumput dan ini memang perlu dilakukan agar masyarakat tahu dampak yang disebabkan oleh tambang itu sendiri.
Edi Syahputra juga menambahkan setelah turun ke desa-desa lingkar tambang kami melihat bahwa masih banyak masyarakat yang belum paham tentang tambang emas namun mereka sudah dalam posisi yang pro terhadap tambang.
“Kami akan terus berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mengetahui tentang bagaimana dampak dan kerugian jika PT LMR beroperasi” terang Edi Syahputra.
Terkait gerakan penolakan tambang, HMI dan Imling akan terus berupaya mengadakan sosialisasi dan edukasi, serta juga akan melakukan kajian bersama masyarakat lingkar tambang.
“Masyarakat masih banyak yang menolak dan juga masyarakat yang menerima masih ragu dan memiliki banyak pertanyaan karena mereka belum paham, ini nantinya akan kita adakan sosialisasi ataupun FGD (Focuss Group Discussion), tutup Agus Muliara. []