Tuesday, September 17, 2024
1

Harga Minyak Dunia Merosot Hari Ini

NUKILAN.id | Jakarta – Harga minyak mentah dunia kembali turun pada perdagangan awal Asia, Senin (19/8/2024) pagi. Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap melemahnya permintaan dari China, salah satu negara pengimpor minyak terbesar dunia.

Menurut laporan Reuters, harga minyak mentah Brent turun sebesar 13 sen atau 0,2 persen, menjadi US$79,55 per barel pada pukul 00.32 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami penurunan sebesar 13 sen atau 0,2 persen, menjadi US$76,52 per barel.

Kedua acuan harga minyak tersebut tercatat mengalami penurunan hampir 2 persen pada Jumat lalu, seiring dengan meredanya ekspektasi pertumbuhan permintaan dari China. Meski demikian, harga minyak mentah secara keseluruhan tidak banyak berubah dibandingkan minggu sebelumnya, setelah data dari Amerika Serikat menunjukkan inflasi yang melambat dan belanja ritel yang menguat.

Kekhawatiran pasar meningkat setelah data dari China menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut kehilangan momentum pada Juli. Penurunan harga rumah baru mencapai laju tercepat dalam sembilan tahun, produksi industri melambat, dan tingkat pengangguran meningkat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang bahwa permintaan minyak dari China akan terus menurun, terlebih kilang minyak di negara tersebut memangkas tajam tingkat pemrosesan minyak mentah bulan lalu.

Di sisi lain, pasar juga dipengaruhi oleh perkembangan perundingan gencatan senjata di Timur Tengah. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, tiba di Tel Aviv pada Minggu dalam upaya terbaru untuk mendorong gencatan senjata di Gaza. Namun, upaya tersebut diragukan oleh Hamas yang menuduh Israel merusak proses perdamaian.

Menurut Hiroyuki Kikukawa, Pimpinan NS Trading, ketegangan yang berkelanjutan di Timur Tengah serta eskalasi perang Rusia-Ukraina yang menimbulkan risiko pasokan energi, masih menopang pasar minyak.

“Kekhawatiran terus-menerus tentang permintaan yang lambat di China menyebabkan aksi jual,” ujarnya. “Namun, ketegangan di Timur Tengah dan eskalasi perang Rusia-Ukraina, yang menimbulkan risiko pasokan, menopang pasar,” tambahnya.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img