Harga Batubara Turun, Industri Tambang di Aceh Terancam Gulung Tikar

Share

NUKILAN.idMeulaboh – Penurunan harga batubara global terus memberikan tekanan berat pada industri pertambangan, khususnya bagi perusahaan yang mengandalkan batubara kalori rendah di Aceh. Hingga Jumat (27/12/2024), harga batubara dengan nilai kalor 3.400 kcal/kg GAR tercatat hanya USD 30,9 per ton, hampir setara dengan biaya produksi. Kondisi ini membuat sejumlah perusahaan di Aceh berada di ujung tanduk.

Koordinator Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Syiah Kuala (USK), Ir. Pocut Nurul Alam, MT, menjelaskan bahwa penurunan harga global yang tajam menjadi tantangan besar. “Margin keuntungan perusahaan menjadi sangat tipis,” ujarnya dikutip dari RRI pada Kamis (2/1/2024)

Tidak hanya menghadapi persoalan harga, perusahaan tambang di Aceh juga harus berhadapan dengan tingginya stripping ratio. Pocut mengungkapkan, “Stripping ratio yang tinggi menyebabkan biaya operasional sulit ditekan. Untuk mendapatkan satu ton batubara, perusahaan harus mengupas tanah penutup hingga lima meter kubik. Ini jelas meningkatkan biaya produksi.”

Regulasi juga menjadi hambatan tambahan. Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (CSR) yang kini diwajibkan sebesar 3% dari penjualan semakin menambah beban. Dalam kondisi harga yang terus merosot, perusahaan harus mencari jalan untuk bertahan.

Pocut menilai, perusahaan batubara kalori rendah di Aceh menghadapi tantangan efisiensi yang signifikan. Dibutuhkan investasi besar untuk menekan stripping ratio atau menerapkan teknologi baru. Namun, langkah ini sulit dilakukan tanpa dukungan dari pemerintah.

“Perlu kebijakan fiskal yang mendukung dan inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi,” tegasnya. Meskipun demikian, Pocut tidak menampik bahwa prospek jangka pendek untuk industri batubara kalori rendah masih suram.

Beberapa perusahaan bahkan mulai mempertimbangkan opsi penutupan tambang karena biaya produksi yang sudah tidak lagi sebanding dengan harga jual.

“Dengan kondisi seperti ini, masa depan sektor batubara kalori rendah di Aceh sangat bergantung pada langkah strategis semua pemangku kepentingan,” pungkasnya.

Industri batubara di Aceh telah menjadi salah satu sektor vital yang menopang perekonomian daerah. Namun, dengan tantangan yang ada, tahun 2024 menjadi tahun yang penuh ketidakpastian. Jika tidak ada langkah nyata untuk mengatasi masalah ini, sektor pertambangan Aceh terancam kehilangan daya saingnya di pasar global.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News