Friday, March 29, 2024

Gubernur Aceh: Muktamar IDI Jadi Momentum Kebangkitan Aceh

Nukilan.id – Gubernur Aceh, Nova Iriansyah berharap Muktamar XXXI (ke-31) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang digelar di Aceh menjadi momentum kebangkitan Aceh dari pandemi.

Hal itu disampaikan Gubernur Aceh dalam sambutannya saat pembukaan Muktamar ke-31 IDI di Banda Aceh Convention Hall, Kota Banda Aceh, Rabu (23/3/2022).

Dalam kesempatan itu, Nova menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh dokter yang sudah banyak membantu rakyat Aceh baik pada masa konflik, tsunami maupun pada masa pandemi Covid-19 ini.

“Tidak ada cara lain bagi kita untuk membalas, ini sekedar penghormatan kita kepada komunitas dokter yang sudah banyak membantu rakyat Aceh dan banyak juga yang gugur termasuk dalam konflik,” ucapnya.

Nova mengatakan, kegiatan Muktamar dalam perspektif pemerintah Aceh telah banyak memberikan manfaat terhadap kebangkitan perekonomian Aceh. Dimana, kata dia, dalam acara Muktamar tahun ini lebih kurang 1.7000 orang dari luar berkunjung ke Aceh.

Tentunya, lanjut Nova, kedatangan orang dari luar Aceh ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Aceh dan juga dapat memperkenalkan berbagai pariwisata yang ada di Aceh. Hal ini juga sesuai perintah dari Presiden RI, Joko Widodo untuk pemulihan ekonomi nasional agar dapat bergeliat kembali.

“Dari 1.700 orang peserta dan pendampingnya ke Aceh, rata-rata mereka belanja per orang satu hari satu juta, karena ada perintah presiden untuk pemulihan ekonomi nasional, kita mulai dari UMKM agar ekonomi dapat bergeliat lagi,” tuturnya.

Selain itu, Nova menyebutkan, momentum Muktamar ini juga dapat mengubah image masyarakat luar terkait Aceh yang selama ini dianggap tidak aman dan tidak kondusif akan terbantahkan. Karena ribuan lebih masyarakat luar melihat langsung kondisi di Aceh yang aman, damai, keramahtamahan masyarakat Aceh, dan semua ini akan terkoreksi persepsinya.

Gubernur Aceh juga berharap, muktamar melalui Muktamar ke 31 ini, IDI dapat melahirkan inovasi baru dalam dunia kesehatan Indonesia. Sehingga bisa sejajar dan berdaya saing dengan negara lainnya.

“Muktamar ini para dokter harus berpikir bagaimana mencegah pasien rakyat Aceh untuk tidak berobat keluar Aceh seperti ke Medan, Jakarta apalagi ke Malaysia. Karena semua itu menjadi penyebab beredarnya uang keluar Aceh. Setidak-tidaknya kita mencegah uang kita mengalir ke luar, karena defisit belanja Aceh terhadap luar tinggi sekali kira-kira 34 triliun pada 2021, salah satunya dalam sektor kesehatan,” tuturnya.

Oleh karena itu, kata Nova, apabila hal itu bisa dicegah, maka dia yakin angka kemiskinan Aceh dapat ditekan.

Reporter: Hadiansyah

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img