Nukilan.id – Loyalitas pada keluarga berakhir saat loyalitas terhadap negara dimulai. Begitulah gambaran betapa besar dan beratnya tanggungjawab seorang abdi negara.
Pesan sarat makna tersebut disampaikan oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah, saat memberikan pengarahan terhadap Lulusan IPDN Angkatan 28 tahun 2021, di Restauran Meuligoe Gubernur Aceh, Jum’at (24/9/2021). “Loyalitas pada keluarga berakhir saat loyalitas pada negara dimulai. Aceh adalah daerah khusus, mengabdi di sini jauh lebih keras dibandingkan dengan wilayah lain. Dibutuhkan tekad, kemauan, usaha yang kuat disertai do’a. Siapkan mental hati dan pikiran. Jika ada kendala mengadulah kepada Allah. Insya Allah jalan akan dibukakan oleh sang Maha Kuasa,” ujar Nova berpesan.
Gubernur mengingatkan, kehadiran Pamong Praja Muda alumni IPDN angkatan ke-28 saat ini, merupakan awal dari pengabdian panjang untuk berbakti kepada masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu, Nova mengingatkan agar amanah yang diberikan ini dapat dijalankan dengan baik, sehingga para Praja Muda angkatan ke-28 dapat menjadi motor bagi spirit untuk menjalankan perubahan yang lebih baik di Aceh. “Anak-anakku sekalian, hari-hari awal kalian sebagai abdi negara sangat menentukan hari-hari akhir kalian semua kala purna tugas nantinya. Oleh karena itu, jalankanlah segala sesuatu sesuai ketentuan, sesuai peraturan perundangan dan sesuai dengan korsa Pegawai Negeri Sipil,” ujar Gubernur berpesan.
Dalam sambutannya, Gubernur juga mengutip sebuah kalimat yang pernah diucapkan pendiri bangsa, yaitu Bung Karno. “Bung Karno pernah berkata, Untuk membangun suatu negara, tahap paling utama adalah membangun jiwa dan kepribadian masyarakatnya. Benar bahwa keahlian sangat dibutuhkan, namun keahlian saja tanpa dilandasi jiwa yang bersih, tidak akan mampu mencapai tujuan. Itu sebabnya, di dalam kepribadian kita dituntut adanya nasionalisme dan semangat untuk membangun,” ujar Gubernur mengingatkan.
Oleh sebab itu, sambung Nova, sangat dibutuhkan orang-orang yang bisa menjadi teladan bagi semangat cinta tanah air bangsa dan agama. Cinta Tanah Air yang dimaksud bukan hanya siap membangun bangsa agar lebih maju.
“Akan tetapi lebih dari itu, setiap kita dituntut menjadi sosok yang jujur dalam berkarya, patuh kepada hukum, disiplin, pekerja keras dan Istiqamah,” kata Nova berpesan.
Gubernur menegaskan, hal inilah yang selalu didengungkan dan lakukan Pemerintah Aceh melalui Gerakan Bersih, Rapi, Elok dan Hijau (Bereh).
“Banyak yang mengolok-olok, membully dan menistakan gerakan ini. Tapi, anak-anakku sekalian, di balik Gerakan Bereh ini, ada upaya untuk membangun jiwa dan kepribadian masyarakat yang dimulai dari para ASN. Saya mengimbau adik-adik mampu hadir sebagai tulang punggung bagi upaya pembenahan ASN untuk kembali pada kepribadian, etos dan kembali pada karakteristik Islami yang diajarkan Rasulullah,” kata Gubernur.
Sosok nomor satu di Pemerintah Aceh juga mengingatkan, para Pamong Praja Muda Alumni IPDN adalah sosok yang diharapkan menjadi contoh bagi semangat perubahan tersebut. Nova meyakini, selama 4 tahun menjalani pendidikan di IPDN, tentunya para praja cukup memahami kondisi bangsa dan langkah-langkah perubahan yang mesti dilakukan.
“Kami berharap, Saudara bisa menjadi motor bagi gerakan yang lebih inovatif, berubah secara konkret, lebih berkualitas. Sehingga sistem Pemerintahan di negeri kita menjadi semakin bersih dan berkualitas, dengan program-program pembangunan yang efektif, terukur serta tepat sasaran,” kata Gubernur.
Untuk itu, Gubernur mengimbau agar para praja yang mulai hari ini bertugas di Aceh, menjadi sosok yang mengenal Aceh dengan baik. Siap menjadi pamong praja yang mencintai rakyat, mau bergotong royong bersama rakyat, serta siap melayani rakyat dan mampu menjadi pemicu semangat bagi terciptanya Pemerintahan yang bersih, adil dan melayani sesuai visi misi Pemerintah Aceh.
“Saya mengingatkan, anak-anakku sekalian adalah garda terdepan birokrasi negara ini. Bukan pejabat politik seperti saya. Oleh karena itu, apa yang didapat selama 4 tahun di Jati Nangor harus diingat selalu. Loyalitas, integritas dan kapabilitas itu penting. Dan, keberanian untuk mengatakan tidak, keberanian untuk mengingatkan pimpinan jika terjadi penyimpangan adalah jauh lebih penting,” ujar Nova berpesan.
Untuk diketahui bersama, hari ini sebanyak 67 Alumni IPDN angkatan ke-28 tahun 2021 berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Dalam Negeri, yang diperintahkan melaksanakan orientasi tugas di Aceh sampai dengan ditetapkannya Keputusan Penugasan/Penempatan sesuai ketentuan Peraturan Perundang- undangan.
Gubernur mengingatkan, sesuai Program Nawacita Presiden RI, khususnya poin ketiga, yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, maka penempatan para praja di Aceh mempertimbangkan beberapa hal, yaitu Dukungan kepada Pemerintah Daerah di wilayah Kawasan Perbatasan, Rasio jumlah Praja IPDN dari setiap daerah Provinsi, Kebutuhan bagi dukungan pelaksanaan tugas khusus tertentu dari kementerian, dan Kondisi sosial kultural masyarakat.
Dengan mempertimbangkan 4 hal tersebut, maka dari 67 praja ini, sebanyak 20 orang diantaranya ditempatkan di Pemerintah Aceh, sedangkan 47 lainnya disebar di berbagai kabupaten/ kota di Aceh. Yang terbanyak di Pemerintah Kota Langsa 7 orang, sedangkan di kabupaten/kota lainnya rata-rata 2-3 orang.
“Di manapun ditempatkan, yang jelas pengabdian adalah yang utama. Tunjukkanlah keteladanan dan pelayanan yang baik kepada masyarakat, sehingga Saudara-Saudari menjadi contoh bagi perbaikan di lembaga publik tempat adik-adik mengabdi nanti. Sekali lagi saya berpesan, Pejabat politik datang dan pergi, kalianlah yang akan menjaga negara, jangan pernah diam jika ada penyimpangan. Segera laporkan sesuai mekanisme yang ada,” pungkas Gubernur.
Kegiatan yang berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat ini dihadiri oleh Kepala BKN regional XIII Ojak Murdani, Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh Iskandar AP, Kepala Badan Kepegawaian Aceh Abdul Qahar, Kepala Biro Umum Setda Aceh Akmil Husein, Kepala Biro Organisasi Danil Arca, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto.[]