Global Social Justice Conference, Bahas Ketidakadilan Sosial

Share

Nukilan.id – Ketua Panitia, I Kadek Swastika menjelaskan, Global Social Justice Conference 2021 merumuskan poin konkret upaya menciptakan asas keadilan sosial.

Poin-poin itu merangkum soal aksi nyata dalam pemerataan akses pendidikan, kesehatan, dan penegakan hukum.

“Kita memang merangkum beberapa hasil-hasil dari peserta yang nanti akan kita masukkan ke dalam sebuah prosiding, dan akan juga beberapa paper-paper yang bagus itu akan kita masukkan ke dalam jurnal kami sendiri. Dari sana akan keluar berupa, kita biasa bilang masukan-masukan yang mungkin saja kita bisa arahkan kepada pemerintah sebagai pengambil kebijakan,” katanya kepada wartawan di Sanur, Kamis (10/6/2021).

Alumni IFP, Lilis Suryani pada kesempatan yang sama mengungkapkan, beberapa poin menarik yang dibahas dalam Global Social Justice Conference 2021.

Global Social Justice Conference 2021 dikatakan tak hanya fokus pada permasalahan, melainkan lebih menekankan upaya pemecahan problematika yang terjadi di lapangan.

“Jadi kemarin itu ada yang menarik soal ekonomi di Aceh. Ini soal isu kopi, banyak yang tidak bisa mengekspor kopinya. Ternyata teman-teman memikirkan dengan private sector, memperkenalkan beberapa teknologi dan pengetahuan tentang pengolahan kopi yang lebih advance kepada petani,” ungkapnya.

“Itu salah satu hal-hal yang bisa dilakukan di masa pandemi. Di Aceh teman-teman mengembangkan digital inovasi atau literasi digital untuk memperkenalkan kepada orang tua terkait isu-isu penanganan teman-teman dengan disabilitas dan sebagainya,” imbuh Lilis.

Sementara Dominggus Elcid Li yang juga alumni IFP merinci permasalahan lain dalam pemerataan asas keadilan sosial.

Dikatakan, ketidakadilan sosial banyak muncul selama pandemi Covid-19.

“Karena persoalannya ini bagaimana menghadapi, belum ada yang mengerti secara penuh. Karena belum ada yang mengerti, makanya kita semua warga negara juga harus turun untuk memberikan solusi. Dan bekerjasama serta memikirkan apa yang mungkin untuk dilakukan,” tegasnya.

“Sebagai akademisi kita bisa melakukan kerja interdisipliner. Karena tidak mungkin keilmuan saja yang bekerja menganalisa virus. Orang-orang ilmuwan sosial, seperti Jepang itu bekerja dan memikirkan bagaimana ini mengantisipasi,” sambungnya.

Event Global Social Justice Conference 2021 ini berlangsung di Sanur selama 2 hari (10 dan 11 Juni 2021).

Peserta yang berasal dari alumni IFP Global mengikuti kegiatan ini secara offline dan online.

Para alumni IFP Global itu berasal dari China, Brazil, Kenya, Afrika Selatan, Nigeria, Mexico, India, Guatemala, Chili, Vietnam, Bangladesh, Tanzania, dan Philipina. [rri.co.id]

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News