Gelombang Baru Pengungsi Rohingya Tiba di Aceh, UNHCR Turun Tangan

Share

NUKILAN.id | Jakarta — Gelombang terbaru pengungsi Rohingya kembali mendarat di Aceh. Lebih dari 200 orang tiba di wilayah Peureulak Barat, Kabupaten Aceh Timur, pada Minggu (5/1/2025) malam. Kedatangan ini menambah panjang daftar pelarian etnis Rohingya yang mencoba mencari perlindungan di Asia Tenggara.

Miftach Tjut Adek, ketua komunitas nelayan Aceh, mengatakan bahwa para pengungsi tersebut dalam kondisi sangat lemah dan membutuhkan bantuan segera.

“Mereka tiba di wilayah kami dengan kondisi yang sangat lemah dan membutuhkan bantuan segera,” ujar Miftach, dikutip dari Reuters, Senin (6/1/2025).

Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) langsung merespons kedatangan tersebut. Faisal Rahman, pejabat UNHCR, menyatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan otoritas lokal untuk memberikan bantuan.

“Tim kami menuju Peureulak Barat pada Senin untuk memberikan bantuan dan memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi,” katanya.

Fenomena pelarian Rohingya melalui jalur laut bukanlah hal baru. Sejak Oktober hingga April, ketika laut relatif lebih tenang, ribuan Rohingya meninggalkan kamp pengungsian di Bangladesh menggunakan perahu reyot menuju negara-negara seperti Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Para pengungsi yang mayoritas beragama Islam ini terusir dari Myanmar, di mana mereka tidak diakui sebagai warga negara dan sering menjadi sasaran diskriminasi.

Data UNHCR menunjukkan lonjakan signifikan dalam jumlah kedatangan Rohingya di Indonesia. Sejak 2023, lebih dari 2.000 orang telah mendarat di wilayah ini, melebihi total kedatangan selama empat tahun sebelumnya.

“Kami berharap komunitas internasional dapat memberikan perhatian lebih untuk mengatasi akar permasalahan yang membuat mereka terusir dari tanah air mereka,” tegas Rahman.

Hingga kini, hampir 1 juta Rohingya masih bertahan di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh. Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, menyebut kamp tersebut sebagai “kamp pengungsi kemanusiaan terbesar di dunia.”

Situasi darurat yang dihadapi pengungsi Rohingya terus mendorong seruan agar solusi diplomatik segera dicapai demi mengakhiri krisis kemanusiaan ini.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News