Nukilan.id – Forum Silaturrahmi Aceh Rayeuk (FORSIAR) mengadakan acara silaturrahmi dan peusijuek Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh periode 2022-2026, Prof. Dr. Mujiburrahman, M.Ag di SMAN 1 Sukamakmur, Aceh Besar, Sabtu (27/8/2022).
Acara ini mengusung tema “Dengan Semangat Silaturrahmi dan Peusijuk Rektor UIN Ar-Raniry, Mari Perkuat Energi Kebangsaan, Bersinergi Membangun Negeri”.
Pada prosesi peusijuek Rektor UIN Ar-Raniry ini dilakukan oleh 3 Tokoh, diawali Ulama Aceh, Tgk. H. Abu Athaillah Ishaq yang juga Pimpinan Dayah Ulee Titi, kemudian dilanjutkan oleh perwakilan tokoh Aceh Prof. Dr. Ir. Marwan yang juga Rektor Universitas Syaiah Kuala (USK) dan terakhir Tokoh Nasional asal Sibreh Aceh Besar, Drs. H. Malek Raden.
Dalam kesempatan itu, Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto mengucapkan selamat kepada Prof. Mujiburrahman yang telah dipilih dan dilantik sebagai Rektor UIN Ar-Raniry periode 2022-2026. Ia juga mengucapkan selamat kepada Prof. Dr. Ir. Marwan yang sudah dilantik menjadi Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) pada Maret 2022 lalu, dan keduanya adalah putra asli Aceh Besar.
“Kami atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar mengucapkan selamat kepada abangda kami Prof Mujib, begitu juga kepada Prof Marwan. Alhamdulillah sebelum orang-orang hebat ini dipilih dan dilantik, saya bersyukur sekali sudah mengenal dan menjalin komunikasi baik dengan keduanya,” ucap Iswanto.
Kata dia, sudah seharusnya masyarakat Aceh Besar bersyukur karena tokoh Kabupaten Aceh Besar telah mendapat kesempatan untuk berkhidmat memajukan UIN Ar-Raniry menjadi lebih baik lagi.
“Jadi hari ini orang yang paling berbahagia terhadap terpilihnya dan dilantiknya dua guru besar sebagai Rektor di USK dan UIN Ar-Raniry secara pribadi adalah saya,” ungkapnya.
Karena itu, Iswanto menyatakan pihaknya akan terus menjalin komunikasi yang baik dan mempererat silaturrahmi dengan Rektor UIN Ar-Raniry dan USK sebagai upaya dalam memajukan Kabupaten Aceh Besar.
Sementara itu, Rektor UIN Ar-Raniry yang baru dilantik, Prof. Dr. Mujiburrahman, M.Ag menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya atas penghargaan dan kehormatan yang diberikan kepadanya hari ini, dengan melakukan prosesi peusijuek sebagai tradisi adat dalam masyarakat Aceh.
“Acara peusijuek yang dilakukan atas inisiatif FORSIAR dibantu Formasi dan IPPS ini adalah suatu kehormatan dan kemuliaan bagi kami. Tidak ada kata yang dapat kami sampaikan selain ucapan terima kasih setinggi-tingginya atas usaha, dedikasi dan kebersamaan yang dilakukan panitia, dan masyarakat Aceh Rayeuk, khususnya seluruh masyarakat sibreh,” ucapnya.
Kemudian, Prof Mujib mengatakan, dirinya merasa berat memegang amanah untuk memimpin Universitas Jantong Hate Rakyat Aceh ini. Karena itu, ia meminta nasehat dan dukungan dari semua pihak dan para pendahulu agar amanah yang diemban ini bisa dijalankan dengan baik.
“Ini takdir dan wasilah diberikan kepada saya, mau tidak mau saya akan menjalankan amanah ini dengan baik. Tentunya dengan nasehat dan bantuan dari orang tua kami semua. Insha Allah amanah ini sanggup kami bawa sesuai dengan kehendak ridha Allah SWT,” ujarnya.
Ia menyebutkan, dirinya siap menerima kritik dan masukan dari siapapun, karena lembaga UIN Ar-Raniry ini bukan hanya milik masyarakat Aceh Rayeuk, tapi lembaga ini adalah miliki seluruh masyarakat Aceh dan Indonesia secara umumnya.
“Jadi, jangan segan-segan menegurkan kami, menasehati kami jika kami sudah salah jalan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab ini. Dan kami minta semua pihak untuk terus memberikan dukungan dan do’a agar kami tidak salah langkah dalam menjalankan amanah ini,” harap Prof Mujib.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia Pelaksana, Dr. Yusran Asnawi menyampaikan, bahwa acara silaturrahmi dan peusijuek ini merupakan tradisi FORSIAR, mulai dari Wali Nanggroe hingga Anggota Dewan, dan semua jabatan selevel itu akan dipeusijuek oleh FORSIAR.
“Jadi ini bukan sebuah pesta, bukan euforia, dan bukan juga untuk tunjukkan kepada orang bahwa kita telah menang. Prof Mujib sendiri telah menyatakan dalam pidato pertamanya bahwa ini kemenangan bersama,” tegas Yusran.
Ia berharap generasi muda paham bahwa FORSIAR itu bukan Aceh Besar, tapi Aceh Rayeuk. Dan tujuan dibuat acara seperti ini agar mereka paham bahwa Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang itu berasal dari Aceh Rayeuk, jadi sebelum daerah lain melakukan pemekaran, Aceh Rayeuk sudah duluan melakukan pemekaran.
“Karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada donatur hamba Allah, Tim Formasi, dan IPPS, ini adalah panitia lokal, tanpa mereka mungkin kita tidak bisa membuat acara seperti ini. Berterima kasih juga kepada kepala sekolah, dewan guru dan para siswa SMAN 1 Sukamakmur,” ucap Yusran.
Acara tersebut diakhiri dengan tausiyah agama dan doa yang disampaikan oleh Ustadz. H. Masrul Aidi, Lc. Selanjutnya, seluruh tamu undangan menikmati hidangan kenduri kuah beulangong yang telah disajikan oleh panitia.
Turut hadir dalam acara tersebut, Mantan Menteri PAN-RB, Dr. Ir. Azwar Abubakar, Ketua FORSIAR, H. Darwis, SH, Forkopimda Aceh Besar, Anggota DPRA, Anggota DPRK Aceh Besar, Tokoh Ulama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, dan seluruh dewan guru serta siswa SMAN 1 Sukamakmur. [Wanda]