NUKILAN.ID | JANTHO — Ratusan layang-layang beraneka bentuk dan warna menghiasi langit biru Kemukiman Tanoh Abee, Seulimeum, Aceh Besar, Minggu siang. Hamparan persawahan yang menjadi lokasi acara seketika berubah menjadi arena penuh keceriaan dalam gelaran Festival Layang-Layang Blang Tanoh Abee 2025.
Festival yang digelar di samping kompleks bersejarah Jeurat Puteh, makam para Teungku Chik Tanoh Abee, menghadirkan perpaduan unik antara hiburan rakyat dan nilai budaya.
Sebanyak 224 peserta dari berbagai gampong di Aceh Besar dan sekitarnya turut ambil bagian. Persaingan berlangsung ketat namun tetap penuh sportivitas, diiringi sorakan dan tepuk tangan penonton yang memadati area persawahan.
Setelah melalui proses penilaian, panitia menetapkan Julian dari Montasik sebagai juara pertama, disusul Abi dari Sibreh di posisi kedua, serta Wak Jos dari Keunaloi yang menempati peringkat ketiga.
Ketua panitia sekaligus perwakilan pemuda Tanoh Abee, Keuchik Jafrizal atau yang akrab disapa Abu Ijo, mengungkapkan rasa syukur atas suksesnya festival ini.
“Kegiatan seperti ini bukan hanya ajang hiburan dan perlombaan, tetapi juga menjadi wadah kebersamaan masyarakat, mempererat silaturahmi, serta melestarikan budaya permainan tradisional Aceh. Semoga ini menjadi agenda tahunan pemuda Tanoh Abee dan pecinta layang-layang di Aceh Besar maupun Aceh secara umum,” ujar Abu Ijo.
Antusiasme masyarakat terlihat jelas. Dari anak-anak hingga orang dewasa bersorak gembira setiap kali layang-layang menjulang tinggi di angkasa. Bahkan, beberapa warga rela datang dari luar daerah untuk menyaksikan keseruan acara.
Lebih dari sekadar hiburan, festival ini juga dipandang penting untuk menjaga identitas budaya Aceh. Permainan layang-layang yang dulu begitu populer kini kembali mendapat ruang di tengah derasnya arus modernisasi. Generasi muda pun diajak untuk tidak melupakan warisan tradisional yang sarat dengan nilai kebersamaan dan kreativitas.
Festival Layang-Layang Blang Tanoh Abee mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan. Bagi masyarakat, ajang ini bukan semata soal siapa pemenangnya, melainkan tentang semangat persatuan dan keceriaan yang lahir dari tradisi sederhana namun penuh makna.
“Kita berharap agar Festival Blang Tanoh Abee terus berkibar setiap tahunnya seperti layang-layang yang tegak melawan angin, membawa pesan kebersamaan dan kebanggaan bagi masyarakat Aceh,” tutupnya.
Editor: Akil