Saturday, April 27, 2024

Ekspor Perdana, Jokowi Resmikan Toyota Buatan Indonesia Dikirim ke Autralia

Nukilan.id – Pencapaian besar kembali datang dari industri otomotif tanah air, mobil produksi dalam negeri yang sebelumnya sudah menggapai pasar ekspor ke Benua Amerika, Afrika, dan sesama Asia, kini memperluas jangkauannya ke wilayah Australia.

Lebih detail, mobil yang dimaksud merupakan produksi Toyota yang memang sudah sejak lama menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi, untuk berbagai jenis kendaraan yang dipasarkan ke berbagai negara lainnya.

Diresmikan pelepasannya secara simbolis oleh Presiden Joko Widodo pada hari Selasa (15/2/2022) kemarin, ekspor tersebut juga menandai tercapainya sebanyak 2 juta unit mobil Toyota hasil produksi dalam negeri yang sudah dipasarkan secara global.

“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini saya luncurkan pelepasan ekspor ke-2 Juta unit oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI) dan ekspor perdana Fortuner ke Australia,” ujar Jokowi, mengutip publikasi Sekretariat Presiden.

Pelepasan 600 unit Toyota Fortuner

Pelepasan ekspor ke Autralia | Dok. Kemenperin

Dilakukan secara bertahap, diketahui banyaknya jumlah yang dikirimkan untuk ekspor perdana ke Australia kali ini adalah 600 unit. Dalam kesempatan yang sama, Agus Gumiwang Kartasasmita selaku Menteri Perindustrian menjelaskan jika sama halnya dengan ekspor ke Jepang, ekspor produk mobil ke Australia terkenal memiliki spesifikasi dan ketentuan yang ketat.

Lebih lanjut, spesifikasi dan keunggulan yang dimaksud diukur dari segi spesifikasi bahan bakar, emisi, dan keamanan. Hal tersebut menjadi tolak ukur dan menandakan jika industri otomotif Indonesia telah memiliki daya saing tinggi, sehingga diminati di berbagai pasar mancanegara.

Di sisi lain, kesempatan ini juga datang karena kondisi di negara Australia sendiri yang diketahui telah mengalami penurunan industri otomotif domestik sejak tahun 2016, bersamaan dengan banyak tutupnya pabrik mobil di Negeri Kangguru tersebut.

Bicara lebih jauh mengenai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), Agus menjelaskan jika industri otomotif yang melakukan proses produksi di Indonesia saat ini ada sebanyak 21 perusahaan, dengan capaian TKDN beragam mulai dari 20-80 persen.

Namun dirinya memastikan, jika mobil Toyota yang diproduksi di Indonesia telah memiliki TKDN rata-rata lebih dari 60 persen.

“Dapat kami laporkan kalau seluruh produksi dari Toyota memiliki local content 75 persen, jadi merek boleh Toyota tapi sebenarnya ini produksi dalam negeri,” jelas Agus.

Lebih jauh, dirinya juga menjelaskan jika kapasitas produksi otomotif nasional di Indonesia berada di kisaran 2,35 juta unit per tahun, dan disertai penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi. Baik secara langsung maupun tidak langsung, disebutkan ada sekitar 1,5 juta tenaga kerja di sepanjang mata rantai bidang industri yang terlibat.

Tambah investasi, produksi EV di Indonesia

Bukan hanya mengenai perluasan pasar ekspor baru, kabar besar juga datang mengenai kepastian tambahan investasi yang akan dilakukan pihak Toyota ke Indonesia. Perusahaan otomotif asal Jepang tersebut dipastikan akan menambah nilai investasi mencapai Rp28,3 triliun hingga tahun 2024.

Di samping itu, mereka juga memiliki komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai hub-ekspor dari semua produk-produknya yang memiliki teknologi dan standar tinggi.

Komitmen tersebut akan diwujudkan secara bertahap mulai tahun ini, di mana mereka berencana untuk memproduksi lokal model Hybrid Electric Vehicle (HEV) yang juga ditujukan untuk pasar ekspor selain pasar domestik.

“Toyota juga telah menyampaikan komitmen untuk memproduksi beberapa jenis kendaraan elektrifikasi yang akan diawali dengan produksi Kijang Hybrid, dan kami tentu akan terus mendukung dan mendorong percepatan produk elektrifikasi atau kendaraan listrik murni,” tandas Menperin.

Riwayat Ekspor Toyota dari Indonesia

Sedikit membahas mengenai riwayat ekspor mobil Toyota hasil produksi dalam negeri, kemampuan produksi otomotif Indonesia sebenarnya sudah mulai diperhitungkan sejak lama. Ekspor Toyota dari Indonesia sendiri tercatat dimulai sejak tahun 1987, dengan pengapalan perdana Kijang generasi ketiga (Kijang Super) ke Brunei Darussalam.

Kala itu volume ekspor perdana memang masih dalam jumlah yang terbilang sedikit, yaitu 50 unit per bulan. Meski begitu pertumbuhan terus meningkat seiring waktu, dan yang paling terasa adalah sejak Toyota Indonesia dipercaya terlibat dalam proyek IMV mulai tahun 2004.

Sejak saat itu, volume ekspor Toyota Indonesia meningkat menjadi sekitar 7.000 unit per tahun. Pengembangan pasar ekspornya pun semakin meluas, dimulai dari beberapa negara di Timur Tengah dan Amerika Latin.

Hingga saat ini cakupan ekspor sudah mencapai lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Pasifik, Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah, dan yang terbaru Australia. Belum lagi, produk yang di ekspor bukan hanya dalam bentuk mobil utuh layaknya Innova, Fortuner, Vios, Sienta, Veloz, Avanza, dan Rush, melainkan juga kendaraan terurai atau completely knocked down (CKD) dan ragam komponen pembentuk seperti mesin bensin dan alat bantu produksi.

Melihat pertumbuhan yang ada, Presiden RI menilai bahwa hal ini dapat dikatakan sebagai keberhasilan yang dapat menghidupkan industri otomotif nasional di dalam negeri sendiri.

“Saya senang juga bahwa kandungan lokalnya, TKDN-nya (Toyota) sudah lebih dari 75 persen, local purchase-nya. Banyak komponen, banyak spare part, dan juga aksesoris-aksesoris yang ada di dalam mobil itu disuplai dari industri-industri UKM kita. Ini juga sangat baik untuk menghidupkan usaha-usaha kecil yang ada di negara kita,” pungkasnya. [GNFI]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img