Ekspedisi Geosains Laut Dimulai, BRIN Fokus Mitigasi Bencana Tsunami

Share

NUKILAN.ID | JAKARTA – Indonesia kembali menjadi pusat perhatian dunia dalam riset kelautan internasional. Melalui kerja sama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Second Institute of Oceanography (SIO) Tiongkok, dan Universitas Gadjah Mada (UGM), ekspedisi geosains laut resmi dilepas dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/8/2025).

Ekspedisi bertajuk Collision Process Between the Java and Australia and Its Impacts on Geohazard ini akan meneliti tumbukan lempeng Australia–Jawa serta dampaknya terhadap potensi bencana geologi, seperti gempa bumi dan tsunami.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menegaskan pentingnya riset ini untuk mengantisipasi bencana serupa tsunami Aceh 2004.

“Ekspedisi geosains ini penting untuk memitigasi dan mengurangi risiko dari potensi bencana alam, khususnya yang datang dari laut, seperti yang terjadi saat serangan tsunami besar yang pernah melanda Aceh,” ujarnya.

Selain fokus pada mitigasi bencana, ekspedisi ini menjadi sarana pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kelautan. Handoko mengakui, dengan 60 persen wilayah Indonesia berupa perairan, kapasitas dan kompetensi untuk menjelajahi laut nasional masih terbatas.

“BRIN akan membuat strategi baru untuk mempercepat peningkatan dan pengembangan kapasitas SDM di bidang ini,” katanya. Ia menambahkan, BRIN tengah mempersiapkan armada kapal riset untuk memperluas penelitian di wilayah teritorial Indonesia.

Wilayah penelitian kali ini berada di selatan Nusa Tenggara Timur, dekat palung terdalam Samudra Hindia dengan kedalaman sekitar 7.200 meter dan aktivitas tektonik yang tinggi. Peneliti akan menggunakan peralatan canggih, termasuk 30 unit ocean bottom seismometer (OBS), 30 unit ocean bottom electromagnetic (OBEM), dan 24 seismometer terapung untuk merekam data gempa dan resistivitas dasar laut.

Ekspedisi ini melibatkan 22 peneliti dari Tiongkok dan 10 peneliti dari Indonesia, termasuk mahasiswa dan teknisi. Mereka akan menggunakan Kapal Riset Jia Geng berbobot 4.780 ton, dilengkapi peralatan geofisika seperti air gun besar dan sumber elektromagnetik. Kapal ini berangkat dari Xiamen, Tiongkok, pada 28 Juli 2025 dan tiba di Jakarta pada 5-6 Agustus 2025.

Proses akuisisi data di lokasi penelitian akan berlangsung pada 13-25 Agustus 2025. Hasilnya diharapkan memberikan data akurat untuk model mitigasi bencana geologi dan mendukung kebijakan eksplorasi sumber daya laut yang berkelanjutan.

Melalui pelatihan dan kolaborasi ini, BRIN optimistis terjadi transfer pengetahuan yang signifikan, memperkuat kapasitas SDM kelautan Indonesia, serta mempererat jejaring riset internasional dalam eksplorasi sumber daya laut berkelanjutan.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News