NUKILAN.id | Banda Aceh – Ekonom Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Prof. Mukhlis Yunus, mendesak Pemerintah Aceh untuk mengalokasikan sisa dana otonomi khusus (Otsus) yang tersisa tiga tahun lagi hingga 2027 untuk mengembangkan agroindustri di wilayah tersebut.
“Agroindustri perlu dikembangkan karena bisa membuka lapangan kerja dan menghasilkan nilai tambah,” ujar Prof. Mukhlis Yunus kepada awak media di Banda Aceh, Senin (3/6/2024).
Pernyataan ini disampaikan Prof. Mukhlis Yunus saat diminta pendapatnya tentang pemanfaatan sisa dana otsus Aceh yang sudah berkurang satu persen dan akan berakhir pada 2027.
Menurutnya, Aceh memiliki potensi besar di sektor pertanian yang saat ini belum dioptimalkan menjadi agroindustri atau kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku. “Aceh memiliki potensi pertanian yang luas dengan swasembada pangan, terutama di sektor persawahan. Namun, sangat disayangkan bahwa beras untuk Aceh justru didatangkan dari Medan, Sumatera Utara,” kata Prof. Mukhlis.
Ia menambahkan bahwa gabah dari Aceh diolah di Medan dan kemudian kembali lagi ke Aceh, sehingga nilai tambahnya dinikmati oleh masyarakat di luar Aceh. “Ini adalah peluang yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh Aceh sendiri,” tambahnya.
Selain itu, Prof. Mukhlis juga menyarankan pemerintah untuk mengembangkan potensi pariwisata Aceh yang sangat menarik dan bernilai ekonomi tinggi, seperti halnya provinsi Bali. “Bali mengandalkan alam dan keramah-tamahan masyarakat untuk memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan,” ujarnya.
Dirinya berharap sektor-sektor tersebut dapat dioptimalkan oleh Pemerintah Aceh untuk membantu meningkatkan perekonomian daerah paling barat Indonesia ini. “Industri yang berbasis pada kekuatan alam Aceh seharusnya menjadi prioritas,” tegas Prof. Mukhlis Yunus.
Dengan demikian, pengembangan agroindustri dan pariwisata diharapkan dapat menjadi pilar ekonomi baru yang mampu menggerakkan perekonomian Aceh ke arah yang lebih baik.
Editor: Akil Rahmatillah