Nukilan.id – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Marthunis, ST, D.E.A menyampaikan bahwa, kinerja investasi di Aceh sejak tahun 2019 hingga 2021 menunjukkan kinerja yang baik, bahkan melebihi target yang ditetapkan dalam RPJM Aceh 2017-2022.
Hal itu disampaikannya menanggapi terkait pemberitaan Nukilan.id, Sabtu (11/9/2021) yang menyajikan pernyataan dua politisi dari Partai Nasional Aceh dan Partai Aceh terkait investasi di Aceh. Kedua politisi ini mengatakan bahwa investasi di Aceh hanya bentuk dari pencitraan politik.
Ia menyebutkan, pada tahun 2019 dan 2020, realisasi investasi Aceh mencapai masing-masing sebesar Rp. 5,8 Trilyun dan Rp. 9,1 Trilyun. Dalam RPJMA, realisasi investasi di Aceh pada kedua tahun tersebut ditargetkan sebesar Rp. 5,5 Trilyun dan Rp. 6,05 Trilyun.
“Bahkan untuk periode Januari-Juni 2021, BKPM mencatat realisasi investasi di Aceh sudah mencapai Rp. 6,49 Trilyun atau 97,58 % dari target yang ditetapkan untuk tahun 2021” tambah Marthunis.
Marthunis menuturkan, capaian realisasi investasi yang baik, seharusnya tidak membuat Pemerintah Aceh cepat puas. Antusiasme Gubernur Aceh untuk mencari investor baru merupakan upaya untuk menambah stock investasi.
Sebagaimana diketahui, lanjutnya, tahapan investasi itu terdiri dari tiga tahap, yaitu minat, rencana dan realisasi investasi.
“Untuk mencapai realisasi investasi dapat membutuhkan waktu yang panjang, bahkan melewati masa rezim pemerintahan,” ujarnya.
Ia mencontohkan, seperti investasi pembangkit tenaga listrik (PLTA) Peusangan I dan II dimulai perizinannya dari tahun 2011 dan baru ditargetkan selesai di tahun 2023 atau membutuhkan waktu 12 tahun
Selain itu, kata Marthunis, terkait dengan investasi Uni Emirat Arab yang menjadi fokus Pemerintah Aceh saat ini, minat investasi ini diungkapkan langsung oleh Pangeran Sheikh Muhammad Bin Zayyed (MBZ) pada saat Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Pangeran MBZ diawal tahun 2020 di Abu Dhabi.
“Ketertarikan dari seorang pangeran kaya terhadap salah satu “putrinya”, sudah seharusnya Gubernur Aceh perlu mempersiapkan karpet merah, termasuk mengunjungi calon besan ke Abu Dhabi untuk menunjukkan keseriusan Aceh dalam mengikat investasi,” jelasnya.
Tidak berhenti disitu, Marthunis mengatakan, Gubernur Aceh juga bertemu dengan Presiden, Duta Besar dan Para Menteri terkait hingga tingkat pejabat eselon I dan II dalam rangka upaya memberikan insentif fiskal kepada calon investor, Murban Energy, agar calon investor meningkatkan tahapan investasinya menjadi tahap rencana hingga realisasi investasi.
“Hingga saat ini, tercatat beberapa rencana proyek investasi dari UAE, yaitu Mubadala Petroleum yang mengelola Blok Andaman dan PT. Eby Essentials yang berencana melakukan investasi dalam hal perdagangan dan industri kayu cendana. Rencana ini perlu dikawal agar segera dapat terealisasikan,” terangnya.
Bahkan, sambung Marthunis, hari ini Senin (13/9/2021) Gubernur Aceh bertemu dengan salah satu investor UEA di bidang IT di Jakarta. Bagi Pemerintah Aceh, pertemuan ini diharapkan berkontribusi pada diversifikasi investasi UEA di Aceh.
Sebab itu, Marthunis berharap semua pihak dapat melihat investasi ini sebagai isu jangka panjang. Karena itu konsistensi kebijakan dan soliditas seluruh komponen di Aceh sangat berpengaruh pada persepsi positif investor terhadap kepastian investasi di Aceh.
“Berbagai kekurangan perlu sama-sama kita perbaiki, tanpa harus menyalahkan para pihak. Bisa jadi upaya meningkatkan minat investasi yang dilakukan oleh Gubernur lakukan hari ini, realisasi investasinya akan terwujud di periode pemerintahan selanjutnya,” pungkas Marthunis. []