Nukilan.id – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh bekerja sama dengan Pusat Riset Mekanisasi dan Perbengkelan Pertanian (Pusmeptan) Universitas Syiah Kuala (USK) menyelenggarakan sosialisasi kepada 215 Dosen Pendamping BUMDes melalui Program Scale Up BUMDes dengan media zoom meeting, Senin (29/3/2021).
Baca juga: KMP Aceh Hebat 1 Mengalami Kerusakan Saat Berlayar
Para dosen yang berasal dari 23 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Aceh ini sangat antusias mendengar presentasi dari Kepala Dinas PMG Aceh, Azhari Hasan, Direktur Bumdes.id Rudy Suryanto serta Kasi BUMDes DPMG Aceh, Edi Fadhil.
Scale Up BUMDes merupakan program pendampingan untuk BUMDes dengan skema pendampingan kolaborasi tiga pihak yang melibatkan BUMDes, industri dan perguruan tinggi.
BUMDes akan didampingi oleh satu tim dosen dari perguruan tinggi yang terdiri dari satu dosen dan 3 mahasiswa yang bertugas menyiapkan BUMDes yang sudah ada produk sampai produk tersebut bisa mempunyai nilai tambah dan mampu diserap oleh pasar/sektor industri. Penguatan kapasitas terkait manajemen organisasi, sumber daya manusia, akuntabilitas dan keuangan termasuk dalam paket pendampingan.
Baca juga: Pemerintah Aceh Targetkan Bendung Irigasi Sigulai Tuntas di 2022
Ada 340 BUMDes yang tersebar di 23 Kabupaten/Kota se-Aceh yang tersedia untuk dipilih oleh para Dosen sesuai dengan aspek lokasi dan latar belakang kompetensi para Dosen di sesuaikan dengan kegiatan bisnis utama BUMDes yang akan didampingi.
Kepala Pusmeptan Universitas Syiah Kuala, Dr. Purwana Satriyo, STP. MT.IPM yang juga Dosen di prodi Teknik Pertanian FP USK menyebutkan kalau pihaknya berinisiatif mengorganisir para Dosen agar ilmu yang dimiliki para Dosen lebih aplikatif di lapangan.
“Tepat sekali kita kerjasama dengan DPMG Aceh di isu Bumdes dimana lokasi pengabdian kita di desa desa yang memang sangat membutuhkan pendampingan sesuai keilmuan para Dosen kita. Kita tidak mau akademisi itu ibarat berada di menara gading, kita harus turun, ilmu kita sedapat mungkin harus aplikatif. Ada ribuan sarjana diwisuda tiap tahun, ratusan magister dan puluhan doktor dan profesor, ilmu mereka pasti bermanfaat untuk kemajuan gampong,” kata Dr. Purwana.
Program Scale Up BUMDes sendiri akan menyasar 1000 BUMDes se Indonesia yang akan dijalankan sampai akhir 2023 dengan dukungan dana pendampingan dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemendikti). Program ini direncanakan mulai 2021 sampai 2023 yang menyasar 33 provinsi.
Baca juga: Kejati Aceh Lakukan Penyuluhan Hukum ke Sekolah
“BUMDes punya produk yang bisa dijual, disisi lain Bumdes punya kebutuhan penguatan kapasitas, manajemen mereka masih lemah. Sementara perusahaan punya kebutuhan produk yang bisa di pasok oleh BUMDes. Nah disitu matching program kita harapkan terjadi. Tapi sebelum itu tentu produk harus punya kualitas yang bagus, diproduksi berdasarkan analisa pasar yang sesuai, packaging yang bagus, marketing yang bagus”, nah di situ peran para akademisi diharapkan bisa maksimal. Jelas Rudy Suryanto, Sang Founder Bumdes.id.
Kegiatan yang berlangsung sekitar 3 jam ini di pandu oleh Dr.Purwana sangat menarik perhatian para peserta yang ditunjukkan dari banyaknya interaksi peserta mendaftar menjadi pendamping BUMDes dan diskusi yang cukup menarik terkait kondisi BUMDes di lapangan serta strategi pendampingan terbaik agar apa yang direncanakan bisa dijalankan secara maksimal di lapangan.
Di akhir acara, kepala DPMG Aceh, Azhari Hasan mengharapkan agar program ini bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh para akademisi dalam rangka memperkuat kolaborasi dalam membangun desa yang lebih kuat dan mandiri.
“Semua harus dengan kolaborasi, kalau jalan sendiri sendiri nggak akan jadi apa-apa. DPMG Aceh siap menjadi mitra strategis bagi siapa saja yang ingin melakukan sesuatu hal positif, inovatif dan produktif untuk desa. Jangan pernah lelah kita membangun desa. insya Allah dengan kerja keras dan kolaborasi kita bersama pasti akan jadi sesuatu,” kata Azhari menutup sesi akhir zoom meeting.[]