Dosen UNUD Ciptakan Robot Bionik untuk Bantu Penyandang Disabilitas

Share

Nukilan.id – Insan akademis Indonesia kembali membawa kabar mengagumkan dengan inovasi di bidang teknologi yang bisa bermanfaat bagi banyak orang. Lebih istimewa lagi, inovasi kali ini nyatanya dikhususkan untuk mempermudah kehidupan para penyandang disabilitas.

Adalah I Wayan Widhiada, seorang Profesor sekaligus Guru Besar dan ahli robotik di Universitas Udayana (Unud), Bali, yang selama tiga hingga empat tahun terakhir melalukan penelitian dan pengembangan untuk membuat sebuah robot tangan dan kaki bionik.

Rupanya selain robot tangan dan kaki, Widhiada adalah sosok di balik keberadaan sejumlah robot yang sebelumnya sempat disorot dan beberapa bahkan sudah digunakan untuk mempermudah operasional beberapa bidang tertentu, di antaranya bidang kesehatan.

Salah satu robot yang menyertakan keikutsertaan Widhiada dalam pengembangannya adalah Robot Ratna, yakni mobile robot yang dapat dikontrol serta difungsikan untuk membantu tenaga medis dalam merawat pasien, robot satu ini sudah digunakan membantu nakes dalam penanganan Covid-19 di Unud.

Lantas apa keistimewaan dari robot tangan dan kaki bionik yang dibuat oleh Widhiada kali ini?

Digarap sejak tahun 2018

Robot kaki bionik yang sedang dikembangkan | Nyoman Hendra Wibowo/Antara via Republika

Sebelum mulai melakukan riset terhadap berbagai rancangan jenis robot, Widhiada diketahui memang baru aktif sebagai dosen di tahun 2013 dan mengabdikan dirinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Riset untuk pembuatan robot tangan dan kaki bionik sendiri diketahui sudah dimulai sejak tahun 2018, dan selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan kontrol kecerdasan pada tahun 2019.

Menurut penuturan Widhiada yang menggarap pengerjaan robot bersama para mahasiswanya, ia mengaku ide membuat robot tangan dan kaki berawal dari I Wayan Sutawan atau lebih dikenal sebagai Tawan, sosok yang pada tahun 2016 silam sempat mencuri banyak perhatian karena dianggap telah berhasil membuat robot pengganti untuk tangannya sendiri.

Kala itu, Widhiada sekalu perwakilan dari Unud diminta untuk memastikan keabsahan robot yang dibuat pria asal Karengasem tersebut. Menurut pengamatan Widhiada, tangan robot Tawan sebenarnya belum memenuhi kaidah kerobotan.

Widhiada yang merupakan alumni dari Liverpol Jhon Moores University menjelaskan, ada tiga hal yang tidak dapat terpisahkan jika bicara mengenai aspek kerobotan, yakni mekanikal, elektrikal, dan program komputer, tanpa adanya ketiga hal tersebut maka platform yang dibuat tidak bisa disebut sebagai robot.

“Kalau saya bilang itu bukan robot, tapi tangannya yang mengangkat barang langsung. Hanya saja memang strukturnya yang menyerupai robot, namun belum bisa coding dan program atau tiga bagian robot itu tidak ada,” jelasnya, mengutip Tribun Bali.

Meski begitu, Widhiada mengatakan jika pemikiran Tawan membuat tangan robot cukup bagus, sehingga ide tersebut harus dikembangkan dan dirinya berinisiatif melakukan riset serta penggarapan.

Untuk bantu penyandang disabilitas

Digarap dalam bentuk dua bagian penggerak bagi tubuh manusia, Widhiada juga menjelaskan jika robot ionik tersebut pasalnya digarap dengan tujuan untuk membantu kehidupan para penyandang disabilitas. Robot tangan dan kaki bionik yang diciptakan menggunakan sensor otot, sehingga saat otot bergerak robot yang diciptakan juga ikut bergerak sesuai dengan gerakan yang diinginkan oleh pengguna.

Karena hal tersebut pula, pada komponen mikroprosesor terdapat program untuk mengatur cara kerja yang dimaksud. Sehingga dalam penggunaannya, sensor harus dipasang pada titik otot.

“Jadi alat ini akan mendeteksi potensial listrik yang ada. Sehingga gaya pada otot akan diteruskan oleh sensor dan diubah dalam putaran, robot ini akan menirukan gerakan yang kita inginkan,” jelasnya.

Memang, untuk saat ini Widhiada tak menampik jika kehadiran robot tersebut masih perlu disempurnakan lagi, mengingat desainnya masih perlu diubah dan mendapat beberapa penyesuaian, salah satunya penggantian alat yang menyerupai urat sarap tiruan.

“Nanti pada jari juga akan dilengkapi kamera, agar mudah mendeteksi alat atau benda apa yang diambil,” ujarnya.

Karena sudah bekerjasama dengan yayasan, teknologi robot yang sudah berhasil tergarap dengan sempurna nantinya akan disumbangkan ke Yayasan Puspadi Bali untuk digunakan oleh para penyandang disabilitas.

Menurut Widhiada, jika dilihat dari segi ekonomi harga tangan dan kaki robot ini dijamin akan lebih murah dari produk yang dibuat di luar negeri. Bukan tanpa alasan, karena dalam pembuatannya semua bahan dibeli di Indonesia.

“Jadi harapan kami dengan menggunakan robot tangan dan kaki ini dapat meningkatkan kemampuan diri dari para penyandang disabilitas. Di yayasan tersebut juga ada investor yang sering memberikan bantuan. Jadi kami berharap kaki robot ini juga dapat dibantu oleh mereka sehingga dapat diproduksi secara masal.” pungkasnya. [GNFI]

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News