Dosen FPIK UTU Kenalkan Teknologi BuDar kepada Nelayan Tradisional Lhok Kuala Bubon

Share

NUKILAN.ID | MEULABOH – Dalam upaya mendukung praktik perikanan berkelanjutan, tim dosen dari Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar (UTU) menggelar edukasi dan sosialisasi teknologi Bubu Dasar (BuDar) ramah lingkungan kepada nelayan tradisional di Lhok Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini berlangsung pada Jumat, 11 Juli 2025, di Balai Pertemuan Desa Lhok Kuala Bubon. Program ini menjadi bagian dari implementasi tridharma perguruan tinggi yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat pesisir dengan memanfaatkan teknologi tepat guna berbasis sumber daya lokal.

Teknologi BuDar yang diperkenalkan merupakan alat tangkap untuk ikan demersal, seperti kerapu macan, kakap merah, dan jenahak, yang dirancang agar ramah lingkungan dan efisien. Sosialisasi ini dihadiri oleh 35 peserta, terdiri dari perangkat desa, pemuda, mahasiswa, serta nelayan setempat. Turut hadir Panglima Laot Lhok Kuala Bubon, Bapak Tarzan.

Dalam sambutannya, Panglima Laot menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini. “Kami sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi kepada dosen perikanan yang sudah mengajak kolaborasi dengan nelayan kami. Tentunya kami sangat mendukung penuh atas pelaksanaan kegiatan ini baik sosialisasi dan kegiatan workshop nantinya.

Teknologi bubu ini merupakan salah satu alat tangkap alternatif yang bisa digunakan oleh nelayan kami, khususnya nelayan tradisional Lhok Kuala Bubon. Saya sangat berharap partisipasi dan ikut sertakan nelayan untuk berhadir pada kegiatan selanjutnya dan dukungan penuh untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini,” ujarnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) KemdiktiSaintek 2025, diketuai oleh Hamidi, S.Pi., M.Si., dan melibatkan tiga dosen lainnya: Rosi Rahayu, S.Pi., M.Si., Afdhal Fuadi, S.Pi., M.Si., serta dosen Ekonomi Manajemen, Rusdi, S.H.I., M.M. Selain itu, dua mahasiswa magang dari Program Studi Perikanan UTU juga turut berpartisipasi dalam program ini sebagai bagian dari implementasi Indikator Kinerja Utama (IKU) kampus merdeka.

Dalam sesi penyampaian materi, Ketua Tim Pengabdian, Hamidi, menjelaskan bahwa teknologi BuDar tahun ini memanfaatkan bahan-bahan lokal seperti rotan, batang pohon pinang, serta daun pinang dan daun kelapa sebagai atraktor untuk menarik ikan.

“Salah satu bahan dan alat yang kita gunakan untuk membuat BuDar yaitu berbasis sumberdaya lokal, seperti rotan, batang pohon pinang, dan atraktor yang dapat mengikat ikan untuk berkumpul dan terjebak di dalam bubu serta sulit untuk keluar seperti daun pinang dan daun kelapa yang dipasang pada bagian atas, sisi kanan, dan sisi kiri bubu,” ujarnya.

Sementara itu, Afdhal Fuadi menambahkan bahwa inovasi BuDar tahun ini dikembangkan dari hasil pengabdian sebelumnya di Lhok Meureubo pada 2024.

“Untuk inovasi BuDar tahun ini 2025 kita akan menghasilkan bubu yang tentunya lebih murah dan berbahan yang mudah didapat di sekitaran Lhok Kuala Bubon dengan ukuran BuDar panjang 150 cm, lebar 90 cm, dan tinggi 50 cm,” katanya.

Rosi Rahayu, S.Pi., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan pada hari itu merupakan langkah awal dari serangkaian program yang akan berlangsung hingga Oktober.

“Kegiatan hari ini merupakan kegiatan awal yang dilaksanakan, kemudian nanti akan dilaksanakan kegiatan workshop pembuatan bubu, metode pengoperasian dan pengangkatan BuDar, serta monitoring dan evaluasi. Harapannya Bapak-bapak nelayan juga ikut hadir pada kegiatan selanjutnya yang insya Allah kita laksanakan pada hari Jumat, yang dimana pada hari tersebut Bapak-bapak nelayan tidak melakukan aktivitas ke laut dengan arti mempunyai luang waktu untuk berhadir,” katanya.

Antusiasme nelayan terhadap teknologi ini cukup tinggi. Banyak pertanyaan dilontarkan selama sesi diskusi, menunjukkan ketertarikan mereka terhadap penggunaan alat tangkap ramah lingkungan yang inovatif dan ekonomis tersebut.

Program pengabdian ini akan berlangsung selama empat bulan ke depan, mencakup sosialisasi, pelatihan pembuatan dan pengoperasian BuDar, hingga pengenalan teknologi pendukung seperti GPS dan pembuatan rumpon dasar (tamen). Dengan sinergi antara akademisi dan masyarakat nelayan, diharapkan teknologi BuDar menjadi solusi alternatif bagi perikanan berkelanjutan di pesisir Aceh Barat.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News