Sunday, April 28, 2024

DKP Aceh Buka Diplomasi untuk Pulangkan 32 Nelayan Aceh dari Thailand

Nukilan.id – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Aliman, S.Pi, M.Si mengatakan bahwa, pihak saat ini terus melakukan upaya untuk membuka hubungan diplomasi, agar 32 nelayan yang ditangkap otoritas Thailand segera dipulangkan ke Aceh.

Hal itu disampaikan Kepala DKP Aceh, Aliman, S.Pi, M.Si saat diwawancarai Nukilan.id usai acara diskusi publik Ikamapa di Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, Jum’at (2/7/2021).

“Upaya yang kita, hanya bisa melakukan komunikasi dengan pihak Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) untuk meminta para awak nelayan segera pulang ke Aceh. Karena, kita tidak bisa langsung kepada pihak otoritas Thailand, harus melalui Kemenlu,” kata Aliman.

Aliman menambahkan, disaat acara sosialisasi tentang tapal batas wilayah di Kabupaten Aceh Timur, pihaknya juga mengundang dari Kemenlu, dan Direktur Bantuan Hukum Masyarakat Kemenlu langsung hadir di acara tersebut.

“Alhamdulilah kondisi kesehatan awak nelayan baik-baik saja. Untuk sekarang, para 32 nelayan yang ditangkap otoritas thailand sudah bisa berkomunikasi langsung melalui via telpon dengan keluarganya masing-masing di Aceh,” ujarnya.

Namun, kata Aliman, sampai saat ini, 32 nelayan asal Aceh tersebut masih ditahan di Phuket Thailand. Tapi belum diketahui kapan 32 nelayan asal Aceh bisa dipulangkan. Karena, masih Ada proses penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas Thailand.

“Sampai saat ini 32 nelayan masih ditahan, di Phuket Thailand dan belum bisa dilepaskan.
Sangat tidak mudah untuk memulangkan para nelayan yang melewati batas wilayah perairan antar Negara, sama seperti Negara lain masuk ke wilayah perairan indoneisa,” ungkapnya.

Sementara itu, Aliman mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi terhadap para nelayan yang ada di Aceh, untuk mematuhi batas batas wilayah perairan, agar semua para nelayan tidak tertangkap oleh pihak negara lain.

“Karena, kalau sudah tertangkap, proses pemulangan ke Negara Indonesia kusunya untuk masyarakat aceh agak berat, karna komunikasi yang dilakuakan, harus melalui Kementrian Luar Negeri tidak bisa langsung dengan pihak Negara yang bersangkutan,” terangnya.

Selain itu, Aliman menyebutkan, negara yang sering dilewati oleh para nelayan Aceh yaitu, Thailand, Malaysia, Myanmar dan India, 4 negara tersebut sering sekali dilewati oleh awak nelayan Aceh di perairan laut lepas.

“Saat ditanyai ke para awak nelayan, alasannya ada yang mengatakan terdampar, tidak tau batas wilayah, rusak mesin dan lain sebagainya,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Aliman, bulan lalu kita telah melakukan sosialisasi tentang perlunya pemahaman mengetahui tapal batas wilayah perairan, bagaimana menggunakan GPS, dan melihat peta batas laut antar negara.

“Sosialisasi itu kita berikan kepada para nelayan, toke bangku, dan kepada para keluarga nelayan, agar bisa mengingatkan dan tidak melewati batas wilyah perairan. Karena, pada saat para nelayan ingin berlayar di perairan lepas, harus membuat surat perjalanan, dan disaat itu kita juga selalu sampaikan tentang batas batas negara kita, jangan sampai melewatinya,” pungkasnya lagi.

Reporter: Irfan

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img