NUKILAN.id | Banda Aceh – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh, Dinas Pendidikan Aceh menggelar Workshop Strategi Peningkatan Literasi dan Numerasi untuk guru jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Aceh. Kegiatan ini berlangsung pada 6–9 Desember 2024 di Banda Aceh dan diikuti oleh 46 peserta dari berbagai daerah.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, ST, D.E.A., menyampaikan bahwa workshop ini menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa, sekaligus memperkuat kapasitas para pendidik.
“Kami percaya bahwa pelatihan berbasis data yang terstruktur dapat membawa perubahan signifikan dalam kualitas pengajaran. Harapan kami, siswa Aceh tidak hanya siap menghadapi ujian nasional, tetapi juga mampu bersaing di tingkat nasional,” ujar Marthunis dalam pembukaan acara pada Sabtu (7/12/2024).
Ketua panitia, Luqmanulhakim, menjelaskan bahwa dalam workshop ini, peserta ditargetkan menyusun 1.290 soal berbasis literasi dan numerasi, dengan masing-masing guru menghasilkan 30 soal sesuai standar Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).
“Soal-soal yang disusun tidak hanya untuk evaluasi rutin, tetapi juga sebagai alat pemetaan kemampuan siswa dalam menghadapi ujian perguruan tinggi. Kami memastikan soal tersebut relevan dengan kurikulum dan efektif dalam mengukur kompetensi literasi dan numerasi siswa,” jelas Luqmanulhakim.
Peserta workshop terdiri dari guru mata pelajaran, pengawas sekolah, komunitas belajar, dan guru inti dari seluruh kabupaten/kota di Aceh. Dengan pendekatan ini, Disdik Aceh berharap dapat memperkuat kemampuan guru dalam merancang pembelajaran berbasis literasi dan numerasi secara efektif.
Dinas Pendidikan Aceh terus menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi muda yang kompetitif dan berprestasi.
“Kami ingin generasi Aceh menjadi generasi unggul yang mampu membawa Aceh ke arah kemajuan yang lebih baik,” tegas Marthunis.
Workshop ini juga menjadi bagian dari strategi menyeluruh untuk menjadikan pendidikan di Aceh lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan zaman. Dengan kolaborasi antara guru, pengawas, dan komunitas belajar, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi kualitas pendidikan di provinsi ujung barat Indonesia ini.
Para peserta dijadwalkan menyelesaikan rangkaian pelatihan hingga 9 Desember 2024, dengan hasil yang diharapkan dapat segera diimplementasikan di sekolah masing-masing.