Disbudpar Ajak Masyarakat Saksikan Pameran 20 Tahun Tsunami di Museum Tsunami Aceh

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh — Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk menghadiri pameran “Kemitraan yang Tangguh” yang digelar di Museum Tsunami Aceh. Pameran yang diprakarsai oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) ini digelar untuk memperingati 20 tahun tragedi gempa dan tsunami Samudera Hindia 2004, dan akan berlangsung hingga pertengahan 2025.

“Pameran ini memberikan ruang bagi kita untuk mengenang sekaligus belajar dari perjalanan pemulihan dan rekonstruksi Aceh pascabencana yang sangat dahsyat,” ujar Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal, di Banda Aceh, Selasa (12/11/2024).

Ia menambahkan, pameran tersebut menampilkan visual, artefak, dan elemen interaktif yang membawa pengunjung merasakan kembali bagaimana bencana ini mengubah Aceh dan upaya bersama untuk bangkit kembali.

Pameran yang dibuka oleh Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA bersama Direktur USAID Jeff Cohen ini mengisahkan bantuan Amerika Serikat melalui USAID, Departemen Pertahanan, dan sejumlah lembaga lainnya kepada masyarakat Aceh pada masa-masa sulit pascabencana. Dokumentasi foto-foto di pameran ini menunjukkan proses rekonstruksi yang berjalan selama bertahun-tahun.

“Kami mengajak seluruh generasi muda dan warga Aceh untuk datang, agar lebih memahami sejarah ini dan mengambil pelajaran dari masa lalu. Tsunami adalah bagian dari sejarah Aceh yang tidak boleh dilupakan,” kata Almuniza.

Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA, dalam sambutannya menyatakan bahwa pameran ini menggambarkan kekuatan kemitraan antara Indonesia dan Amerika Serikat, yang tidak hanya berfokus pada bantuan darurat, tetapi juga program pemulihan jangka panjang yang berdampak pada pembangunan infrastruktur, pemulihan ekonomi, dan pengembangan sistem mitigasi bencana.

“Hubungan kerja sama ini telah membantu Aceh berkembang dalam setiap aspek kehidupan, termasuk infrastruktur, ekonomi, dan sistem peringatan dini yang kini lebih kuat,” ujar Safrizal.

Dalam pameran tersebut, USAID turut menayangkan tiga film dokumenter mini yang berfokus pada aspek-aspek kunci pemulihan Aceh. Film pertama menyoroti pembangunan jalan Banda Aceh-Calang sepanjang 146 kilometer, yang menjadi akses penting bagi masyarakat pascatsunami. Film kedua menampilkan kebangkitan industri kopi Gayo yang mengalami revitalisasi pascabencana, sementara film ketiga mengulas perkembangan kemampuan penanggulangan bencana di Indonesia, yang terus meningkat sejak tragedi 2004.

Menurut Direktur USAID Jeff Cohen, pameran ini tidak hanya mengenang mereka yang hilang, tetapi juga merayakan semangat masyarakat Aceh yang berhasil bangkit melalui kemitraan internasional.

“Rekonstruksi Aceh adalah salah satu proyek pemulihan bencana yang paling sukses dalam sejarah, dan hal ini menunjukkan kekuatan kerja sama lintas negara,” katanya.

Dengan pameran ini, masyarakat Aceh diharapkan dapat terus mengenang tragedi yang pernah melanda sekaligus menghargai semangat pemulihan dan kerja sama internasional yang telah terjalin erat.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News