Diplomasi Politik TRK di Jakarta Jelang Musda Golkar Aceh

Share

NUKILAN.ID | Jakarta – Dalam dinamika politik Partai Golkar, menjelang Musyawarah Daerah (Musda) ke-12, ada satu tradisi yang tetap hidup dan berkembang: gerilya musyawarah. Tradisi ini menandai proses demokrasi yang khas di tubuh Golkar, di mana setiap calon tidak hanya berfokus pada dukungan di daerah, tetapi juga membangun komunikasi intensif dengan tokoh-tokoh kunci di tingkat pusat.

Mencari Restu dan Pengaruh di Jakarta

Seperti diketahui, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar memiliki posisi yang sangat strategis. Bukan hanya karena DPP memiliki hak suara dalam Musda, tetapi juga karena di sanalah restu Ketua Umum dan tokoh-tokoh penentu kebijakan berada. Oleh karena itu, Jakarta menjadi medan penting untuk lobi politik.

Menariknya, tokoh-tokoh kunci di DPP tidak selalu memiliki hak suara secara formal. Namun, mereka memiliki pengaruh kuat terhadap para pemilik suara. Dalam konteks ini, pendekatan kepada mereka menjadi langkah penting dalam memenangkan kontestasi Musda.

“Inilah yang kita sebut dengan Diplomasi Jakarta. Dan, itu berdasarkan telisik Dialeksis, dilakukan oleh Teuku Raja Keumangan,” tulis laporan Dialeksis.

TR Keumangan: Menghimpun Dukungan dengan Santun

Sebagai kader yang besar dalam keluarga yang menjunjung tinggi prinsip “wa ulil amri minkum” (An-Nisa: 59), TR Keumangan memahami betul seluk-beluk politik di tubuh Golkar. Ia tidak hanya menjalin komunikasi dengan pemilik suara di daerah, tetapi juga secara aktif melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh di DPP.

Lebih dari itu, sebelum proses Musda dimulai, TR Keumangan juga melakukan negosiasi dengan calon-calon lainnya. Tujuannya jelas, agar kontestasi berlangsung damai dan tanpa konflik berkepanjangan.

Pertemuan Bernilai Antara Dua Tokoh

Salah satu momen penting dalam diplomasi politik ini adalah pertemuan antara TR Keumangan dengan Andi Harianto Sinulingga, tokoh yang juga memiliki posisi strategis di internal Golkar. Keduanya duduk bersama, berdiskusi, dan tentu saja menjalin negosiasi.

Dan, itu terlihat dari pertemuan Teuku Raja Keumangan (TR Keumangan) dengan Andi Harianto Sinulingga (Andi Sinulingga). Keduanya saling bertemu, bermusyawarah, dan tentu saja saling bernegosiasi untuk memutuskan sikap dan langkah. Salah satu menyerahkan dukungannya atau maju bersama sampai pemilik hak suara menentukan pilihannya.

Pesan Damai dan Keteladanan Politik

Pertemuan antara TR Keumangan dan Andi Sinulingga memberikan contoh konkret tentang pentingnya etika dalam berpolitik. Di tengah polarisasi politik yang kerap terjadi, keduanya menunjukkan bahwa perbedaan pandangan tak harus berujung konflik.

Pertemuan dua tokoh penting ini memberikan teladan tentang cara berpolitik yang santun dan dewasa. Sebuah nilai positif bagi generasi muda untuk belajar dari para senior dalam merajut tujuan bersama, meski berbeda sikap dan pandangan.

Musda Tanpa Gejolak: Hasil dari Diplomasi Senyap

Model demokrasi yang diterapkan dalam Musda Partai Golkar—dengan pendekatan persuasif dan gerilya musyawarah—telah menjadi penyeimbang agar proses pemilihan berjalan lancar. Hasilnya, setelah Musda usai, tak ada gejolak panjang yang bisa menguras energi partai.

Dengan demikian, Partai Golkar tetap bisa fokus pada upaya konsolidasi dan penguatan internal, alih-alih terjebak dalam konflik berkepanjangan pasca pemilihan.

Editor: Akil

spot_img

Read more

Local News