Friday, April 19, 2024

Dinas ESDM Dukung Pembangunan Pabrik Metanol di Aceh dengan Nilai Investasi Rp 7,9 T

Nukilan.id – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh mendukung pelaksanaan proyek gasifikasi batubara yang rencananya akan didirikan di Aceh dengan nilai investasi mencapai US$ 560 juta atau setara Rp 7,6 triliun.

Saat ini PT Powerindo Cipta Energy dan China National Chemical Engineering Corporation telah meneken perjanjian kerja sama pembuatan uji kelayakan atau feasibility study proyek coal to methanol tersebut.

“Kami mendukung pelaksanaan proyek gasifikasi batubara ini sebagai salah satu implementasi kebijakan pemerintah dalam mendorong hilirisasi batubara agar perusahaan batubara dapat bertahan di tengah kemajuan energi bersih,” kata Kepala Dinas ESDM Aceh, Mahdinur saat dikonfirmasi AJNN, Kamis (21/10).

Mahdi menjelaskan, Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi batubara di Indonesia, dengan perkiraan cadangan mencapai 1,5 miliar metrik ton yang tersebar di sepanjang pantai barat Aceh.

“Batubara yang ada di Aceh didominasi oleh batubara dengan kalori rendah, yaitu sekitar 3.000 hingga 5.000 kkal/kg, dengan nilai Fixed Carbon (FC) berada pada interval 22-24% dan Total Sulfur (TS) pada interval 0,06-0,09%,” sebutnya.

Dikatakan Mahdinur, secara teknologi, batubara dengan kalori rendah seperti itu sangat cocok untuk dijadikan bahan baku dalam gasifikasi batubara atau disebut juga coal to methanol (coal to Dimethyl Eter/DME).

Diberitakan sebelumnya, PT Powerindo Cipta Energy dan China National Chemical Engineering Corporation meneken perjanjian kerja sama pembuatan uji kelayakan atau feasibility study proyek coal to methanol.

Proyek gasifikasi batu bara ini rencananya didirikan di Aceh dengan investasi mencapai US$ 560 juta atau setara Rp 7,6 triliun.

“Proyek ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 600-700 orang. Berdasarkan perencanaan, proyek akan memasuki tahap konstruksi pada pertengahan 2022,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya.

Pabrik ini akan berlokasi di mulut tambang dan mengolah 1,1 juta ton batu bara menjadi 600 ribu ton metanol per tahun.

Menurut Agus, proyek ini akan memiliki kontribusi besar dalam industri hilirisasi di Tanah Air.[]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img