NUKILAN.id | Banda Aceh — Pendidikan Muhammadiyah di Aceh mencatat prestasi gemilang dengan delapan sekolah dari berbagai jenjang kini resmi berstatus unggul. Tak hanya itu, jumlah siswa di sekolah Muhammadiyah Aceh juga mengalami peningkatan pesat dalam dua tahun terakhir, menjadi bukti daya tarik institusi pendidikan ini yang semakin diminati masyarakat.
“Sekarang ada delapan sekolah Muhammadiyah di Aceh yang telah mencapai status unggul, mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA. Kami juga terus mendorong peningkatan di sekolah-sekolah lainnya,” ujar Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh, Taqwaddin, dalam acara pelatihan khusus Kepala Sekolah Muhammadiyah se-Aceh di Banda Aceh, Sabtu (9/11).
Kedelapan sekolah yang menyandang status unggul tersebut antara lain SD Muhammadiyah 2 Langsa, SD Muhammadiyah Bireuen, SD Muhammadiyah Kutacane, MI Muhammadiyah Blangpidie, SD Muhammadiyah Sinabang, SMP Muhammadiyah Kuala Simpang, SMP Muhammadiyah Langsa, dan SMA Muhammadiyah Subulussalam.
Peningkatan Kompetensi Guru dan Kepala Sekolah
Dalam kegiatan pelatihan tersebut, Taqwaddin menegaskan pentingnya integritas dan kualitas para guru di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Menurutnya, guru berperan vital dalam memberikan pelayanan pendidikan terbaik yang pada akhirnya akan meningkatkan apresiasi positif dari para wali murid.
“Apresiasi dari wali murid adalah bentuk promosi yang efektif. Jika sekolah kita diminati, maka dengan sendirinya akan menjadi sekolah unggul dan favorit,” kata Taqwaddin.
Dia juga mengungkapkan bahwa perkembangan pendidikan Muhammadiyah di Aceh cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dua tahun lalu, sekolah-sekolah Muhammadiyah di Aceh hanya memiliki total 3.025 siswa. Namun, pada tahun 2024, angka tersebut telah melonjak menjadi lebih dari sembilan ribu siswa, menunjukkan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Perjuangan untuk Kesejahteraan Guru
Meski demikian, Taqwaddin juga mengakui bahwa kesejahteraan guru di sekolah Muhammadiyah masih menjadi tantangan. Banyak guru Muhammadiyah yang belum menerima penghasilan layak seperti halnya guru-guru PNS. Ia berharap, dengan semakin banyaknya siswa dan peningkatan status sekolah, pendapatan sekolah dapat meningkat sehingga kesejahteraan guru pun bisa diperbaiki.
“Harapan kami, semua guru di sekolah Muhammadiyah se-Aceh bisa mendapatkan honorarium minimal setara UMR setiap bulannya,” tuturnya.
Taqwaddin mengajak semua kepala sekolah dan guru Muhammadiyah di Aceh untuk bekerja optimal dalam menciptakan lingkungan belajar yang berkualitas dan berprestasi. Dengan begitu, kehadiran sekolah-sekolah Muhammadiyah yang unggul dan favorit akan semakin menarik minat masyarakat luas di Aceh.
Editor: Akil