Delapan Dekade Bakti Kemanusiaan: Mengenang Hari PMI, 3 September 1945

Share

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Setiap tanggal 3 September, Indonesia memperingati Hari Palang Merah Indonesia (PMI). Tanggal ini mungkin tidak sepopuler Hari Kemerdekaan atau Hari Pahlawan, namun memiliki makna penting sebagai tonggak sejarah lahirnya sebuah organisasi kemanusiaan terbesar di Indonesia.

Peringatan ini merujuk pada instruksi bersejarah yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1945 untuk membentuk badan Palang Merah Nasional.

Latar Belakang dan Pembentukan

Dilansir Nukilan.id dari artikel Sejarah Palang Merah Indonesia, sebelum lahirnya PMI, upaya untuk mendirikan organisasi Palang Merah di Indonesia sudah ada sejak masa kolonial Belanda.

Pada tahun 1932, tokoh-tokoh seperti Dr. R. C. L. Senduk dan Dr. Bahder Djohan pernah mengajukan proposal pembentukan Palang Merah Indonesia. Namun, upaya tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial.

Belanda saat itu sudah memiliki Nederlands Rode Kruis Afdeling in Nederlands-Indie (NERKAI), sebuah cabang Palang Merah Belanda di Hindia Belanda, yang hanya beranggotakan orang Belanda dan tidak terbuka untuk pribumi.

Situasi berubah drastis setelah proklamasi kemerdekaan. Dengan semangat kemerdekaan yang membara, kebutuhan akan organisasi Palang Merah yang sepenuhnya mandiri dan nasional menjadi sangat mendesak.

Pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno secara resmi mengeluarkan perintah kepada Menteri Kesehatan Dr. Buntaran Martoatmodjo untuk membentuk sebuah badan Palang Merah Nasional.

Perjalanan Menuju Pengakuan

Menindaklanjuti instruksi tersebut, pada tanggal 5 September 1945 dibentuklah “Panitia Lima” yang bertugas untuk mempersiapkan pendirian Palang Merah Indonesia. Panitia ini beranggotakan Dr. Buntaran Martoatmodjo, Dr. Bahder Djohan, Dr. Djuhana, Dr. Sitanala, dan Dr. Marzuki.

Hanya dalam waktu singkat, kerja panitia ini membuahkan hasil. Pada 17 September 1945, Palang Merah Indonesia (PMI) secara resmi didirikan.

Meskipun PMI berdiri pada 17 September, tanggal 3 September tetap diperingati sebagai Hari PMI karena tanggal ini menandai dimulainya inisiatif kenegaraan yang memprakarsai berdirinya PMI.

Pengakuan internasional untuk PMI datang lima tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1950, ketika PMI diterima sebagai anggota Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).

Peran Vital PMI Hari Ini

Sejak berdirinya, PMI telah menjalankan perannya sebagai garda terdepan dalam berbagai aksi kemanusiaan. Mulai dari membantu korban bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan banjir, hingga memberikan layanan kesehatan, PMI selalu hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan.

Salah satu peran yang paling dikenal adalah pengelolaan Unit Donor Darah (UDD) yang menjadi tulang punggung pemenuhan kebutuhan darah nasional.

Selain itu, PMI secara aktif memberikan edukasi dan pelatihan tentang pertolongan pertama (P3K) kepada masyarakat, serta membina para relawan yang bekerja tanpa pamrih.

Peran para relawan ini sangat vital, terutama saat terjadi bencana, di mana mereka menjadi ujung tombak bantuan kemanusiaan.

Peringatan Hari PMI setiap 3 September menjadi momen untuk merefleksikan kembali semangat kemanusiaan yang menjadi landasan PMI. Hari ini adalah pengingat bahwa di tengah berbagai tantangan, selalu ada tangan-tangan yang siap membantu sesama, sejalan dengan prinsip-prinsip dasar gerakan Palang Merah: kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan.

Reporter: Akil

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News