NUKILAN.id | Banda Aceh – Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh memastikan debat ketiga dan terakhir pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2024 akan mengangkat dua tema strategis, yakni mewujudkan Aceh maju serta merawat dan menjaga perdamaian.
Ketua KIP Aceh, Agusni AH, menyampaikan bahwa debat tersebut akan digelar pada Selasa (19/11/2024) di Pade Hotel, Aceh Besar. Acara ini akan disiarkan secara langsung melalui iNews TV dan kanal YouTube KIP Aceh.
“Tema debat kali ini mengintegrasikan visi pembangunan Aceh ke depan dengan upaya menjaga stabilitas perdamaian yang telah tercipta,” ujar Agusni dalam keterangan pers di Banda Aceh, Senin (18/11/2024).
Debat ini akan melibatkan tujuh panelis, yang terdiri dari akademisi dan tokoh masyarakat sipil. Beberapa nama di antaranya adalah Prof Agussabti Masi IPU, Prof Amhar Abubakar, Dr Otto Syamsuddin Ishak, dan Dr Effendi Hasan. Selain itu, turut hadir panelis dari organisasi masyarakat sipil, seperti Raihal Fajri (Direktur Katahati Institute) dan Alfian (Koordinator MaTA).
Dua Tema Strategis untuk Aceh
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat (Sosdiklih Parmas) KIP Aceh, Hendra Darmawan, menuturkan bahwa ruang lingkup dua tema debat ini cukup luas dan mencakup aspek pembangunan serta perdamaian.
“Tema pertama, yaitu mewujudkan Aceh maju, akan mengupas sinkronisasi pembangunan antarwilayah, pengembangan pariwisata halal, dan peran pemuda dalam pembangunan. Sedangkan tema kedua, merawat perdamaian, akan membahas integrasi, keamanan, serta upaya memperkokoh stabilitas perdamaian di Aceh,” jelas Hendra.
Debat ini juga dirancang untuk menggali langkah-langkah konkret para kandidat dalam menyerasikan pembangunan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga nasional. Selain itu, upaya memperkokoh semangat kebangsaan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) turut menjadi fokus dalam diskusi ini.
Kolaborasi Visi dan Rencana Pembangunan
Hendra menambahkan bahwa debat ketiga ini akan menjadi kesempatan bagi para pasangan calon untuk memaparkan visi, misi, dan program mereka yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Aceh.
“Debat ini bukan hanya tentang apa yang akan dilakukan, tetapi bagaimana pasangan calon dapat mengintegrasikan gagasan mereka dalam kerangka pembangunan yang holistik dan berkesinambungan,” katanya.
Debat ini dipandang krusial karena menyangkut masa depan Aceh, khususnya dalam memperkuat fondasi perdamaian yang telah berjalan hampir dua dekade sejak perjanjian damai Helsinki pada 2005.
Dua pasangan calon yang akan beradu gagasan dalam debat ini adalah pasangan Bustami Hamzah-M Fadhil Rahmi (nomor urut 1) dan pasangan Muzakir Manaf-Fadhullah (nomor urut 2).
Ajang debat ini diharapkan tidak hanya menjadi sarana adu ide, tetapi juga dapat membuka wawasan masyarakat Aceh tentang arah kebijakan dan komitmen masing-masing kandidat dalam membangun Aceh yang maju dan damai.
Editor: Akil