NUKILAN.ID | Lhokseumawe — Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa Kolonel Inf Ali Imran membantah keras isu yang menuding prajurit TNI merampas bantuan kemanusiaan bagi korban bencana di Aceh. Ia menegaskan, informasi tersebut tidak benar dan berpotensi memicu keresahan di tengah situasi darurat.
“Saya Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, membantah keras atas tuduhan kepada anggota TNI, merampas bantuan yang ada. Salah itu,” tegasnya kepada sejumlah wartawan di Korem 011/Lilawangsa, Lhokseumawe, Minggu (14/12/2025).
Ali Imran menjelaskan, kehadiran TNI dalam proses penanganan logistik merupakan bagian dari pelaksanaan tugas negara. Pengamanan dan pengangkutan bantuan dilakukan atas perintah Menko Polhukam dan BNPB, dengan Korem 011/Lilawangsa ditetapkan sebagai posko bencana.
“TNI hanya menjalankan tugas membantu mengangkat bantuan dari pelabuhan ke posko terpadu yang dipimpin oleh BNPB. Kemudian bantuan ini akan distribusikan ke wilayah-wilayah,” ujarnya.
Menurutnya, mekanisme distribusi bantuan dilakukan secara tertib dan tercatat. Setiap bantuan yang masuk dan keluar didata dengan melibatkan aparat kewilayahan.
“Sistem pengambilan tercatat, barang masuk dan bantuan keluar, kecik, camat datang didampingi Babinsa dan Babinkatibmas ambil bawak,” jelasnya.
Langkah tersebut, kata Ali Imran, dilakukan agar penyaluran bantuan benar-benar adil dan merata bagi seluruh masyarakat terdampak.
“Biar kita bisa mendata dengan jelas, Desa mana yang sudah dapat dan mana yang belum. Jangan sampai terjadi ada desa yang tidak mendapatkan bantuan, misal, ada desa yang mengaku belum dapat bantuan, namun setelah di cek, ternyata sudah berulang kali dapat, sedangkan masih ada desa lain yang belum dapat bantuan, jadi kita atur dengan jelas,” imbuhnya.
Mantan perwira Kopassus itu menegaskan, sejak bencana melanda Aceh, dirinya bersama prajurit TNI terus bekerja tanpa henti membantu masyarakat. Selama tiga pekan terakhir, berbagai upaya dilakukan untuk penanganan darurat hingga pemulihan pascabencana.
“Ya tidak ada niat kami untuk merampas, saya sudah tiga minggu jungkir balik nih, saya orang Aceh, tidak mungkinlah, saya mau merampas bantuan untuk masyarakat saya sendiri,” katanya.
Ia menyebutkan, bantuan diperuntukkan bagi wilayah terdampak di 12 kabupaten/kota dalam wilayah Korem 011/Lilawangsa. Beberapa daerah seperti Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues masih mengandalkan jalur udara untuk distribusi logistik.
“Bagi wilayah seperti Gayo Lues dan Aceh Tengah masih menggunkan jalur udara. Kalau habis, nanti darisini malikussaleh kita dorong bawa kesana menggunkan jalur udara. Bahkan saya perintahkan Dandim Aceh Utara, akan membawa secara estapet sampai ke kilometer yang sudah tembus empat dua. Bahkan sekarang dari Bener Meriah sudah banyak turun untuk mengambil bantuan,” terangnya.
Terkait insiden pembegalan bantuan di laut yang sempat viral beberapa hari lalu, Ali Imran menegaskan pihaknya tidak ingin peristiwa serupa terulang kembali.
“Jadi biar jelas siapa yang mengambil dan fitnah itu. Kejadian berapa hari kemarin, padahal turut membawa bantuan dengan Kapal ada TNI, tetapi Dia masih berani, dengan mengatas namakan seseorang, terus ambil. Tidak boleh,” tegasnya.
Ia menambahkan, bantuan yang disalurkan bukan milik pribadi, melainkan berasal dari pemerintah pusat, kementerian, lembaga negara, serta relawan dan donatur dari berbagai daerah.
“Bantuan yang dikirim kesini, itu mereka selalu nanya ke saya, Pak Danrem, saya sudah kiri mini, sampai engak barangnya. Saya pun binggung kemana barang itu, siapa yang mengambil. Karena itu kita baut system seperti ini agar ada pertanggung jawaban,” ungkapnya.
Ali Imran menegaskan, setiap bantuan yang diterima selalu didokumentasikan dan dilaporkan kepada para donatur.
“Misalnya dari relawan masyarakat Jakarta, begitu sampai, kita foto, video kan, dan kita laporkan. Pak/Buk ini sudah sampai barangnya, ini mau saya kirim ya ke wilayah ini. Bukan untuk saya, masih ada uang saya ya, dan ini untuk rakyat,” katanya.
Ia juga menyesalkan tudingan yang dialamatkan kepada TNI, di tengah kerja keras prajurit dalam penanggulangan bencana.
“Perjuangan para prajurit TNI dalam penangulangan bencana, seperti perbaikan jembatan yang putus dan jalan yang rusak, mendirikan dapur umum, menyedakan tenda, dan lain sebagainya, perjuangan kami malah di tuduh engak-engak oelh orang yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
Danrem mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Kita minta kepada Masyarakat untuk mengerti dan besabar, kita sedang mengalami bencana dan berupaya agar cepat pemulihan. Apalagi kita orang Aceh, mayoritas Agama Islam, memfitnah orang lain itu Dosa. Keinginan kita bersama, penyaluran bantuan tepat sasaran langsung kepada korban bencana,” harapnya.
Ia menegaskan, seluruh proses pengambilan bantuan dilakukan oleh perwakilan daerah dan tercatat oleh petugas satgas BNPB.
“Jadi BNPB itu punya data, bukan asal kasi, siapa yang datang kasi, tidak benar itu. Seperti awal bencana, saya upayakan agar Masyarakat mendapatan beras, kemudian kelangkaan minyak, saya juga upayakan ke SPBU,” sebutnya.
Selain itu, Ali Imran menyampaikan bahwa TNI bersama PLN saat ini tengah membangun tower listrik darurat untuk memulihkan pasokan listrik di wilayah terdampak.
“Sabar dulu, apabila nanti sudah jadi, baru bisa menymabung Listrik kita,” pungkasnya. (XRQ)





