Danantara Kebut Pembangunan Hunian Sementara untuk Korban Banjir Aceh Tamiang

Share

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Danantara terus mempercepat pembangunan ratusan hunian sementara (huntara) bagi korban banjir bandang dan tanah longsor di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Proyek ini menjadi bagian dari upaya pemulihan pascabencana hidrometeorologi yang melanda wilayah tersebut pada akhir November lalu.

Tenaga Ahli Danantara, Khairul Jasmi, menegaskan bahwa pembangunan huntara merupakan kewajiban pemerintah terhadap para korban bencana.
“Untuk para korban dibuatkan oleh pemerintah huntara, bukan sebagai tugas karena imbauan namun kewajiban, sebagaimana disampaikan COO Danantara, Dony Oskaria. Ini kewajiban kita,” ujar Khairul dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Presiden RI Prabowo Subianto dijadwalkan akan berkunjung ke Aceh Tamiang pada 1 Januari 2026. Salah satu agenda utama kunjungan tersebut adalah meninjau langsung perkembangan pembangunan huntara sekaligus bertemu para korban banjir.
“Presiden Prabowo akan melihat bangunan itu pada 1 Januari 2026. Tentu saja yang utama bertemu korban banjir,” kata Khairul.

Pembangunan huntara ini merupakan hasil kolaborasi tujuh BUMN Karya yang dikoordinasikan oleh Hutama Karya di bawah naungan Danantara. Untuk mengejar target penyelesaian, para pekerja bekerja selama 24 jam dengan sistem kerja bergilir (shift).

Kepala Divisi Infrastruktur 2 Adhi Karya, Rony, menyampaikan bahwa proyek tersebut melibatkan teknisi dari berbagai daerah serta merekrut sekitar 100 tenaga kerja lokal.
“Kita kerja 24 jam dengan sistem shift. Selain mendatangkan teknisi dari berbagai daerah, juga merekrut 100 tenaga kerja lokal untuk membangun sekitar 120 unit huntara lengkap,” ujarnya.

Setiap unit huntara memiliki ukuran 4,5 x 4,5 meter persegi dan dilengkapi dua kamar, satu ruang tamu, satu dapur, serta instalasi listrik dan air. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah menyiapkan 14 titik lahan HGU milik sejumlah perkebunan sebagai lokasi pembangunan huntara.

Saat ini jumlah pengungsi di Aceh Tamiang tercatat sekitar 150 ribu orang.
“Untuk merekalah huntara dibangun,” tambah Khairul.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu (27/12), bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh menyebabkan 511 orang meninggal dunia, 31 orang hilang, serta 429.557 orang mengungsi.

Read more

Local News