NUKILAN.id | Jakarta – Pengguna layanan Gmail diminta untuk mengganti alamat email mereka mulai tahun ini akibat potensi serangan siber yang semakin canggih, khususnya yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI). Peringatan ini datang dari perusahaan keamanan siber McAfee yang mengungkapkan adanya ancaman serangan phishing yang menggunakan AI untuk memanipulasi konten menjadi sangat realistis.
McAfee mengungkapkan bahwa penjahat siber kini bisa menciptakan video atau rekaman audio palsu menggunakan teknologi deepfake, yang dapat sangat meyakinkan korban untuk membocorkan informasi pribadi.
“Seiring dengan semakin mudah dan terjangkaunya teknologi ini, siapa pun, bahkan tanpa pengalaman, dapat membuat konten palsu yang tampak otentik,” kata McAfee pada akhir Desember 2024, seperti dikutip dari Forbes.
Gmail, yang digunakan oleh lebih dari 2,5 miliar orang di seluruh dunia, telah menjadi sasaran utama serangan siber karena banyaknya data sensitif yang tersimpan di dalamnya. Salah satu ancaman terbaru datang dari serangan berbasis notifikasi Calendar, yang memanfaatkan platform Gmail untuk menipu penggunanya.
Kasus serupa menimpa Sam Mitrovic, seorang konsultan keamanan Microsoft, yang menjadi korban serangan phishing via Gmail. Pelaku mengirimkan notifikasi palsu terkait upaya pemulihan akun yang terlihat sah, bahkan menghubunginya melalui telepon dengan nomor yang tampak valid. Untungnya, Mitrovic yang berpengalaman dalam keamanan siber menyadari bahwa notifikasi tersebut mencurigakan. Ia menemukan bahwa email palsu itu menunjukkan kolom “To” yang sebenarnya bukan milik Google, mengindikasikan percakapan phishing yang dirancang dengan sangat cermat.
McAfee mengingatkan, serangan ini kemungkinan akan terus berkembang, dengan penyerang menunggu hingga titik pemulihan akun untuk melakukan aksi lebih lanjut. Maka dari itu, mengganti alamat email segera menjadi langkah penting bagi pengguna Gmail guna menghindari risiko serangan yang semakin kompleks ini.
Editor: Akil
