Cadangan Migas Raksasa Kembali Ditemukan di Riau dan Aceh

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Penemuan cadangan minyak dan gas (migas) raksasa diperoleh dua Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Aceh dan Riau. Cadangan itu ditemukan Geng North di lepas pantai Aceh dan kedua yaitu BLN-01 di wilayah kerja (WK) South CPP, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sumatra Bagian Utara menyatakan pada 2023 lalu terdapat dua penemuan besar dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di wilayah tersebut.

Kepala SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus mengatakan penemuan cadangan migas itu pertama adalah Geng North di wilayah Laut Kalimantan dan Layaran. Cadangan ini berasal dari KKKS Mubadala Energy di lepas pantai (offshore) Provinsi Aceh.

Berdasarkan laporan dari Mubadala Energy (South Andaman) RSC LTD, temuan sumur Layaran-1 memiliki potensi mencapai 6 triliun kaki kubik (TCF) gas-in-place. Temuan ini bahkan melebihi dari penemuan sumur Geng North-1 belum lama ini yang digadang-gadang masuk ke dalam tiga besar dunia.

“Penemuan ini menjadi yang terbesar sejak tahun 2000 ketika Lapangan Abadi Masela ditemukan,” ungkapnya Senin (19/2/2024).

Sumur eksplorasi kedua yaitu BLN-01 oleh KKKS EMP Tunas Energy di wilayah kerja (WK) South CPP, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Sumur BLN-01 akan dibor sedalam 1.950 feet atau sekitar 700 meter.

Merujuk catatan Kementerian ESDM, WK South CPP terletak di Riau itu diestimasikan memiliki potensi sumber daya minyak 49,10 juta barel setara minyak (MBOE) dan gas 87,09 miliar kaki kubik (BCF). Kemudian ada juga potensi cadangan migas dari sumur Sidingin 1 oleh KKKS Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Provinsi Riau.

Dia mengakui pencapaian penting di 2023 ini adalah hasil dari kegiatan pengeboran sumur di wilayah Sumbagut yang mencapai 545 sumur, yang terdiri dari 12 sumur eksplorasi, dan 533 sumur pengembangan.

Menurutnya pengeboran ini dilakukan secara masif untuk meningkatkan produksi migas jumlah tersebut menyumbang sekitar 31% dari skala nasional untuk Sumur Eksplorasi. Sementara Sumur Pengembangan berkontribusi sekitar 67% dari skala nasional.

“Pencapaian kinerja penting lainnya yaitu terlaksananya kegiatan pengeboran Sumur Minyak Non Konvensional (MNK) pertama yaitu Sumur Gulamo di WK Rokan. Pengeboran Sumur MNK ini berlanjut di 2024 dimana telah dilakukan pada Sumur Kelok yang ditajak pada 14 Februari 2024 lalu,” ungkapnya.

Rikky mengakui KKKS di Wilayah Sumbagut juga menjadi tulang punggung produksi minyak nasional dengan kontribusi sekitar 33% dari total produksi nasional, mencapai rata-rata sekitar 190.000 barel per hari (BOPD).

Selanjutnya, lifting di area Sumbagut melampaui lebih dari target 100,23%. Pihaknya bersama KKKS Wilayah Sumbagut berhasil melakukan optimalisasi pengurasan stock di 3 titik terminal dari 7 titik serah di Area Sumbagut dengan pengurasan terendah sepanjang beroperasi. Optimalisasi ini menjadi kontirbusi penting bagi KPI Hulu Migas di sektor penerimaan negara dan DBH daerah.

Adapun SKK Migas Perwakilan Sumatra Bagian Utara saat ini memiliki cakupan pengawasan dan pengendalian operasional terhadap 38 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Selama menjalankan tugas tersebut, pihaknya melaksanakan berbagai dukungan dan pengawalan fasilitasi kelancaran operasional yang bersifat non teknis yang meliputi ragam kepatuhan perizinan, penyiapan lahan, implementasi program pengembangan masyarakat (PPM).

Serta program hubungan kelembagaan dan pemangku kepentingan, program kehumasan lainnya di setiap daerah di 34 Kabupaten/Kota di 5 Provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau.

Sumber: esdm.acehprov.go.id
Editor: Akil Rahmatillah

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News