NUKILAN.ID | LHOKSUKON — Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil, menyatakan bahwa pemerintah daerah tidak lagi sanggup menangani dampak banjir yang telah melanda wilayah itu sejak 22 November 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan saat ia menandatangani surat resmi ketidaksanggupan daerah pada Rabu (3/12/2025), dalam rapat evaluasi di Posko Utama Pendopo Bupati Aceh Utara.
Dalam pertemuan itu, Ismail—yang akrab disapa Ayahwa—tak mampu menyembunyikan emosinya. Ia mengungkapkan minimnya bantuan yang diterima daerah selama hampir dua pekan bencana berlangsung. Sejak hari pertama banjir, ia telah mengajukan permintaan helikopter untuk distribusi beras ke wilayah pedalaman, namun permintaan itu belum terpenuhi.
“Saya sudah minta helikopter, sampai sekarang belum ada. Baru katanya rencana hari ini, entah jadi entah tidak,” ujarnya sambil menangis.
Ayahwa juga menjelaskan bahwa bantuan dari Badan Urusan Logistik (Bulog) sejauh ini hanya berupa beras. Sekitar 120 ton telah dibagikan kepada pengungsi, namun permintaan tambahan 350 ton hingga kini belum ada kepastian. Situasi ini membuatnya memahami kekecewaan masyarakat.
“Kami hanya ada beras, saya paham masyarakat kesal, marah, kecewa. Makilah saya. Dengan masyarakat memaki saya, pusat sadar bahwa Aceh Utara ini besar banjirnya. Apakah pusat tidak tahu, atau bagaimana? Saya tidak mengerti,” kata Ismail.
Ia menyebutkan, bantuan dari perusahaan dan lembaga lain juga sangat terbatas. Salah satu bank hanya mengirim satu unit mobil pikap L300, meski Aceh Utara merupakan salah satu pemegang saham terbesar lembaga tersebut. Sisanya, bantuan datang dalam bentuk sekitar 10 truk logistik dari perusahaan, Pemerintah Aceh, dan Basarnas.
Dengan total 852 desa terendam banjir dan longsor, Aceh Utara menjadi daerah dengan dampak paling luas dan parah. Ketersediaan logistik semakin menipis.
“Kami hanya ada beras, mi instan, dan telur dalam jumlah sedikit. Saya sudah kerahkan semua uang daerah, tapi tidak cukup, mohon maaf rakyat Aceh Utara. Saya sudah berbuat sekuat tenaga saya,” ujarnya.
Hingga kini, sejumlah wilayah masih terisolasi dan belum dapat dijangkau akibat kerusakan dan tingginya genangan. Pemerintah daerah berharap dukungan lebih cepat dari pemerintah pusat dan berbagai pihak untuk mempercepat penanganan darurat. (XRQ)





