NUKILAN.id | Meulaboh — Bungong Sulubayung, motif tradisional khas Aceh Barat, kian dikenal sebagai simbol keindahan budaya daerah. Motif ini, yang sering menghiasi berbagai kerajinan tangan dan tekstil, memiliki makna mendalam yang mencerminkan filosofi hidup masyarakat Aceh.
Dalam bahasa Aceh, “Bungong Sulubayung” berarti “Bunga Sulubayung.” Motif ini menampilkan bentuk bunga simetris dengan detail yang rumit dan warna-warna mencolok. Bungong Sulubayung lazim ditemukan pada kain tenun, tapis, serta pernak-pernik dalam pakaian adat Aceh Barat. Tidak hanya memanjakan mata, motif tersebut juga sarat makna, melambangkan harmoni antara manusia dan alam, serta kerukunan antar sesama.
Agung Erlangga, seorang pegiat budaya Aceh Barat, menyebutkan bahwa motif Bungong Sulubayung telah berusia lebih dari 50 tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, motif ini semakin populer berkat upaya pelestarian yang mengintegrasikannya ke dalam produk lokal.
“Motif ini sering digunakan pada kerajinan kasab, busana tradisional, busana kreasi, serta perhiasan tradisional. Bungong Sulubayung adalah kombinasi motif pucoe awan meupucoek dan sulubayung,” jelasnya, Sabtu (4/1/2025).
Menurut Agung, motif tersebut diciptakan oleh Nek Syung Ubit dan Nek Jeumpa dari Gampoeng Teungoh, Samatiga. Maestro yang mengembangkan motif ini adalah almarhumah Rosmiani, yang meninggalkan jejak budaya tak ternilai.
Kartika Eka Sari, SSTP, MSI, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Barat, menjelaskan bahwa penelitian untuk merevitalisasi motif Bungong Sulubayung telah berlangsung selama dua tahun. Penelitian itu mengumpulkan data dari berbagai narasumber hingga akhirnya berhasil menghidupkan kembali motif tradisional ini.
“Kami berharap Bungong Sulubayung dapat dilestarikan dan kembali populer, baik dalam bentuk tradisional maupun kreasi modern,” ujarnya.
Sebagai bagian dari pelestarian budaya, pemerintah daerah bersama lembaga budaya rutin menggelar pelatihan kerajinan tenun dan pembuatan produk dengan motif Bungong Sulubayung. Kini, motif tersebut tak hanya hadir pada tekstil tradisional, tetapi juga diaplikasikan dalam desain produk modern seperti tas dan barang seni lainnya. Upaya ini tidak hanya memperkenalkan keindahan budaya Aceh kepada dunia, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal.
Pemerintah dan masyarakat Aceh Barat terus bergandeng tangan menjaga kelestarian Bungong Sulubayung sebagai simbol kebanggaan budaya yang kaya sejarah dan kearifan lokal.
Editor: Akil