Nukilan.id – Jamur Tiram adalah satu di antara jenis bahan olahan yang banyak disukai masyarakat. Selain itu, prospek bisnis dari budidaya jamur tiram ini juga sangat menggiurkan.
Seperti halnya, Wanhar As-Salatany salah seorang pengusaha budidaya jamur tiram di Jalan Pancur Mangga, Dusun Masjid, Gampong Kuta Blang, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan. Menurutnya, di tengah masa pandemi seperti ini, dunia usaha menjadi pilihan terbaik untuk pemuda.
“Kita sebagai pemuda harus bergerak untuk menggenjot ekonomi, dan harus lebih aktif, kreatif, dan inovatif, sehingga tidak mudah terpengaruh dengan budaya-budaya luar. Dengan demikian angka pengangguran di Aceh dapat berkurang,” kata Wanhar kepada Nukilan.id, Rabu (3/11/2021).
Untuk sementara, kata dia, produksi jamur tiram di Aceh Selatan masih langka. Jadi, kami harus menambahkan stok bibit untuk memenuhi permintaan konsumen, sementara bibitnya masih kita beli dari Medan.
“Hasil produksi jamur tiram kami hari ini masih kurang, sedangkan permintaan konsumen semakin tinggi. Hal itu juga terkendala oleh bibit yang masih kurang. Dan saya juga bekerja sendiri, jadi kedepan kalau bibit sudah banyak saya akan mencari karyawan,” ujar Wanhar.
Selain itu, dia menyebutkan bahwa, konsumen jamur tiram untuk saat ini hanya dari kalangan guru sekolah, warung dan masyarakat sekitar.
“Untuk harga yang kita jual Rp 50.000 perkilonya. Adapun pendapatan omset jutaan perbulan, sementara panen sekitar 2-3 kilo/hari, karena masih 500 bibit yang sudah menghasilkan dan 500 bibit lagi masih dalam proses pertumbuhan,” sebut Wanhar.
Sementara itu, kata dia, sejauh ini saya juga telah melakukan kerja sama dengan Dinas Kesehatan Aceh Selatan untuk pengurusan Perizinan Industri Rumah Tangga (P-IRT).
“Karena rencananya jamur tiram ini akan kita inovasikan menjadi jamur krispi, sehingga jamur ini bukan hanya produk mentah tetapi dengan jamur krispi ini dapat membuat daya tahan lama terhadap jamur sendiri,” pungkas Wanhar.
Reporter: Hadiansyah