BPSBTPHP Distanbun Aceh Terus Kembangkan Benih Kopi di Aceh

Share

Nukilan.id – Tanaman kopi di Provinsi Aceh merupakan tanaman unggulan dan andalan masyarakat di beberapa Kabupaten/Kota, khususnya kopi arabika adalah komoditi prioritas di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Kabupaten Gayo Lues.

Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (BPSBTPHP) Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Habiburrahman, S.TP, M.Sc, mengatakan kopi arabika Aceh memiliki benih bina yaitu benih yang telah dilepas varietasnya oleh Kementerian Pertanian (Kementan RI) yaitu Varietas Gayo 1, Gayo 2 dan Gayo 3.

Dijelaskan, untuk varietas Gayo 1 dan 2 telah memiliki kebun sumber benih yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian, dimana sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 tahun 2015 dan Peraturan Gubernur Nomor 51 tahun 2018, keberadaan kebun sumber ini dinilai kelayakannya oleh UPTD BPSBTPHP.

“Varietas gayo 3 akan menyusul ditetapkan dan calon untuk kebun sumber ini telah ada baik di Kabupaten Bener Meriah maupun Kabupaten Aceh Tengah,” sebut Habib.

Penanaman kopi Arabika Gayo 1 dan Gayo 2. (Foto: Ist)

Habib menambahkan, saat ini Kabupaten Aceh Utara juga telah mulai melirik untuk melakukan penanaman komoditi pada lokasi wilayah yang mempunyai ketinggian tempat 1000 mdpl.

Adapun pengembangan penanaman kopi robusta di Aceh tersebar di Kabupaten antara lain sebagian wilayah Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, Pidie, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan.

Sementara itu, Komisi Ahli Distanbun Aceh, Nurjiah, SP mengatakan masyarakat petani pada daerah penanaman kopi robusta ini sangat mencintai cita rasa dari kopi yang ditanam di wilayah mereka masing masing.

“Aceh sampai saat ini belum memiliki benih bina untuk kopi robusta, namun eksplorasi kopi robusta telah pernah dilakukan di Kabupaten Pidie dan Bener Meriah pada tahun 2018,” katanya.

Dijelaskan, berdasarkan informasi dari masyarakat, Kabupaten Pidie, Kecamatan Tangse ditemukan lahan penanaman kopi masyarakat yang umur tanaman kopinya telah mencapai puluhan tahun.

“Informasi yang kita peroleh dari penggemar kopi di Pidie juga dijumpai kopi exelsa yang rasanya tidak kalah enaknya dari kopi robusta,” ungkap Nurjiah.

Lanjutnya, sementara Kabupaten Bener Meriah juga banyak dikembangkan tanaman kopi robusta khusus di daerah daerah yang mempunyai ketinggian lebih rendah.

“Jenis Kopi robusta di daerah ini terkenal dengan kopi lampung yang mana ukuran buahnya besar–besar,” ujar Nurjiah.

Tanaman kopi robusta di Aceh. (Foto: Ist).

Pemakaian benih kopi baik robusta maupun arabika sesuai Kepmentan Nomor 27/ Kpts/KB.020?05/2021 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Kopi (Coffea spp), haruslah benih bina yaitu varietas yang telah dilepas varietasnya oleh Menteri Pertanian.

“Sampai saat ini Aceh belum memiliki varietas kopi robusta yang telah dilepas oleh Menteri pertanian, sehingga pada saat pengadaan benih kopi robusta baik untuk pengembangan maupun untuk rehabilitasi tetap memakai benih yang didatangkan dari luar Aceh,” tuturnya.

Nurjiah mengkhawatirkan jika keadaan ini terus berlanjut, plasma nutfah kopi robusta Aceh yang telah turun temurun ditanaman masyarakat Aceh tergantikan dengan kopi robusta dari luar Aceh.

“Sedikit demi sedikit keragaman hayati kopi Aceh akan tersisih,” ucapnya.

Ia berharap untuk kedepan keberadaan kopi robusta Aceh tetap eksis dan memberikan nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan petani dan tetap dapat mempertahankan cita rasa yang sangat digemari masyrakat serta kembali dikenal secara nasional dengan kehadiran varietas kopi robusta dan kebun sumber benihnya yang tetap layak dijadikan kebun dalam pengawasan UPTD BPSBTPHP.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News