NUKILAN.id | Tapaktuan – Gampong Ladang Rimba di Kecamatan Trumon, Aceh Selatan, menjadi langganan banjir setiap musim hujan. Pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Fadmi Ridwan, menyatakan solusi yang harus diambil pemerintah adalah merelokasi penduduk ke lokasi baru.
“Jika masyarakat tetap bertahan, dikhawatirkan bencana akan terus berulang,” kata Fadmi, Kamis (22/5/2024).
Berdasarkan data yang dihimpun dari Universitas Syiah Kuala (USK), banjir bandang yang terjadi pada 15 hingga 21 November 2023 berdampak pada 1.574,98 hektare di tiga kecamatan: Trumon Tengah, Trumon Timur, dan Trumon.
Banjir tersebut juga mempengaruhi 15.064 jiwa penduduk dan 4.544 Kartu Keluarga (KK), dengan jumlah pengungsi mencapai 669 orang. USK merekomendasikan relokasi terbatas, meski tidak mudah dilaksanakan.
“Ini bukan perkara sederhana, terutama terkait tanah, properti, dan ikatan leluhur, apalagi terdapat makam keluarga di sana,” ujar Fadmi.
Menurut Fadmi, pembangunan drainase bukan solusi yang efektif karena akan kembali tertimbun oleh material seperti lumpur dan batuan. ”
Kecuali pemerintah membangun kanal besar dan jembatan untuk mengarahkan air langsung ke laut, yang merupakan ranah Proyek Strategis Nasional (PSN),” tambahnya.
Ia menyarankan agar rekomendasi tersebut dibahas dalam Musrembang lokal, lalu dilanjutkan ke provinsi hingga nasional. Banjir yang sering terjadi di Ladang Rimba disebabkan oleh perubahan vegetasi akibat aktivitas manusia.
“Dulunya area tersebut adalah hutan alam, namun sekarang sudah berubah menjadi perkebunan sawit dalam waktu kurang dari 30 tahun,” jelas Fadmi.
Ia menambahkan bahwa masyarakat setempat juga mengakui kondisi areal tersebut 15 tahun lalu tidak separah sekarang.
Koordinator Tim Teknis USK, Purwandy, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan survei dan observasi awal terhadap bencana banjir di Gampong Ladang Rimba pada Desember 2023.
“Kami mendapatkan data sekunder dari BPBD dan instansi terkait, serta data cuaca dan curah hujan,” kata Purwandy.
Berdasarkan analisis data, pihaknya merekomendasikan pembuatan check dam atau bendungan kecil secara bertingkat untuk mengurangi arus air dan meminimalisir longsoran tanah.
Namun, Purwandy menegaskan bahwa relokasi merupakan solusi terakhir jika banjir tidak bisa dicegah.
“Relokasi bisa menimbulkan masalah baru, terutama dari sisi ekonomi dan sosial masyarakat. Mereka memiliki tanah yang luas dan bergantung pada lahan tersebut untuk hidup,” jelasnya.
“Kami tidak pernah mengeluarkan rekomendasi relokasi,” tegas Purwandy.
Dengan demikian, solusi relokasi masih menjadi perdebatan, sementara langkah-langkah mitigasi lainnya terus diupayakan untuk mengatasi banjir yang kerap melanda Gampong Ladang Rimba.
Editor: Akil Rahmatillah