BNPB Kerahkan Alat Berat untuk Perbaiki Tanggul Sungai Jebol di Aceh Tenggara

Share

NUKILAN.id | Kutacane – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan alat berat berupa ekskavator untuk memperbaiki empat tanggul sungai yang jebol di Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, setelah diterjang banjir yang melanda wilayah tersebut.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa tanggul-tanggul tersebut jebol akibat tidak mampu menahan volume air yang meningkat drastis akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Aceh Tenggara sejak Rabu (21/8) malam.

“Tanggul yang jebol tersebar di beberapa titik, termasuk aliran Sungai Lawe Kisam dan Desa Lawe Hijo. Kami telah mengerahkan satu unit ekskavator ke lokasi untuk melakukan normalisasi aliran sungai dan perbaikan sementara tanggul yang jebol,” ujar Abdul di Jakarta, Sabtu (24/8/2024).

Meskipun banjir sudah mulai surut, BNPB bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tenggara masih melakukan upaya perbaikan. Hingga saat ini, tim reaksi cepat BPBD terus bekerja sama dengan warga setempat untuk menutup sementara tanggul yang jebol guna mencegah banjir susulan.

“Kami masih fokus pada normalisasi aliran sungai dan perbaikan tanggul sementara. Untuk perbaikan permanen, BNPB akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta kementerian/lembaga terkait agar upaya tersebut dapat segera terlaksana,” tambah Abdul.

Bencana banjir yang melanda Aceh Tenggara ini telah mengakibatkan 1.834 warga dari 21 desa di enam kecamatan, yakni Kecamatan Bambel, Lawe Bulan, Babussalam, Bukit Tusam, Lawe Sumur, dan Badar, terpaksa mengungsi. Ketinggian air yang mencapai lebih dari 60 sentimeter membuat rumah-rumah warga tergenang dan tidak bisa ditempati.

Selain itu, banjir juga merusak 468 rumah warga dan mengakibatkan kerusakan pada tiga bangunan fasilitas pendidikan, tiga fasilitas ibadah, dan dua fasilitas umum, salah satunya adalah gedung kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Aceh Tenggara.

Bencana ini tidak hanya berdampak pada infrastruktur dan perumahan, tetapi juga merusak lahan pertanian. Data BNPB menunjukkan bahwa banjir di Aceh Tenggara telah merusak sekitar 467,25 hektare lahan pertanian milik warga.

BNPB berharap bahwa penanganan cepat dengan mengerahkan alat berat dan berkoordinasi dengan berbagai pihak dapat meminimalkan dampak lebih lanjut dari bencana ini dan membantu warga Aceh Tenggara untuk segera pulih dari kondisi darurat ini.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News