NUKILAN.id | Banda Aceh — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini kepada warga Aceh, khususnya di wilayah pesisir barat dan selatan, terkait potensi banjir yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Hal ini disebabkan oleh curah hujan tinggi yang diantisipasi seiring dengan masuknya musim hujan di sejumlah wilayah Aceh, yang juga disertai angin kencang.
Betsi, prakirawan cuaca dari BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM), Aceh Besar, menjelaskan bahwa saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Aceh masih cenderung cerah berawan. Namun, ancaman hujan deras dengan intensitas ringan hingga lebat berpotensi terjadi, terutama di wilayah pesisir.
“Kami meminta masyarakat, khususnya yang berada di pesisir barat dan selatan Aceh, untuk waspada terhadap kemungkinan banjir akibat hujan deras dalam beberapa hari mendatang,” ujar Betsi dalam keterangannya, Senin (7/10/2024).
BMKG mengidentifikasi beberapa daerah di Aceh yang memiliki potensi tinggi terdampak hujan lebat, antara lain Aceh Besar, Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, dan Bener Meriah. Betsi menambahkan, selain hujan deras, wilayah ini juga berpotensi mengalami petir dan angin kencang.
Peningkatan curah hujan di Aceh, menurut Betsi, disebabkan oleh beberapa faktor meteorologis seperti belokan angin (shearline), daerah konvergensi, dan gelombang ekuatorial Rossby yang melintasi wilayah tersebut. Anomali suhu permukaan laut yang lebih hangat di perairan utara dan barat Aceh juga turut meningkatkan potensi terbentuknya awan hujan.
“Monsun Asia yang aktif turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan, sehingga hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan akan melanda wilayah Aceh dalam waktu dekat,” tambah Betsi.
Daerah yang diperkirakan terdampak antara lain Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Singkil, Aceh Timur, Subulussalam, Simeulue, dan Pidie Jaya.
Selain potensi banjir, BMKG juga melaporkan bahwa kondisi gelombang laut di perairan Aceh saat ini masih tergolong aman untuk aktivitas pelayaran. Namun, BMKG mengimbau nelayan agar tetap berhati-hati terhadap potensi gelombang tinggi yang bisa mencapai 2,5 meter atau lebih, terutama di perairan utara Sabang dan Samudra Hindia Barat Aceh.
“Kecepatan angin di wilayah Aceh diperkirakan berkisar antara 5 hingga 30 kilometer per jam. Meski kondisi perairan secara umum aman, nelayan harus tetap waspada,” ujar Betsi. BMKG memperingatkan bahwa kondisi cuaca buruk dapat mempengaruhi aktivitas di laut, sehingga perlu adanya antisipasi.
BMKG juga mengingatkan masyarakat pesisir untuk bersiap menghadapi kemungkinan genangan air di dataran rendah. Hal ini penting mengingat hujan deras yang diprediksi dapat menimbulkan banjir, terutama di kawasan pesisir yang rentan terhadap luapan air.
Masyarakat diharapkan untuk terus memantau perkembangan cuaca dan mengikuti arahan dari pihak berwenang guna menghindari potensi bahaya akibat cuaca ekstrem. BMKG menegaskan pentingnya kesiapsiagaan warga pesisir dalam menghadapi potensi banjir dan cuaca buruk.
“Perhatian dan kewaspadaan sangat diperlukan, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan banjir atau mereka yang bekerja di laut,” tutup Betsi.
Peringatan dini ini merupakan bagian dari upaya BMKG untuk memastikan warga Aceh siap menghadapi potensi cuaca ekstrem dan banjir yang mungkin terjadi dalam waktu dekat. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan memprioritaskan keselamatan.
Editor: Akil