NUKILAN.id | Banda Aceh – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkenalkan Automatic Warning Broadcasting (AWB), alat peringatan dini tsunami yang mampu menjangkau masyarakat di seluruh Aceh dengan cepat dan otomatis beberapa saat setelah gempa terdeteksi. Inovasi ini dioperasikan oleh Stasiun Geofisika (Stageo) Kelas III Mata’Ie di Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar.
Zaenal Abidin Alatas, Pengamat Meteorologi Geofisika Muda dari Stageo Mata’Ie, menjelaskan bahwa AWB yang diperkenalkan ini bertipe XCA05L dan didesain dengan teknologi terkini. Sebagian besar komponennya merupakan hasil produksi dalam negeri.
“AWB ini secara otomatis mendeteksi aktivitas seismik, lalu melakukan analisis cepat terkait parameter gempa seperti magnitudo dan kedalaman,” jelas Zaenal, Kamis (14/11/2024).
Menurutnya, jika parameter gempa menunjukkan potensi tsunami, sistem AWB akan langsung mengirimkan peringatan. Teknologi ini menggunakan jaringan komunikasi radio dan baterai, memungkinkan penyebaran informasi secara cepat melalui perangkat seperti walkie-talkie.
“Radius jangkauan peringatan bisa diatur hingga radius 500 kilometer dari pusat gempa, sehingga masyarakat di Aceh bisa segera mendapat peringatan dini jika gempa terjadi di lokasi sekitarnya,” tambah Zaenal.
Masih dalam Tahap Percobaan
Meski menjanjikan kemudahan akses dan kecepatan informasi, AWB saat ini masih dalam tahap percobaan dan jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, penggunaannya lebih difokuskan untuk pelaporan kepada instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh (BPBA), TNI, dan Polri, sebelum peringatan diteruskan kepada masyarakat.
Zaenal mengungkapkan harapan agar alat ini bisa dimanfaatkan lebih luas oleh masyarakat, minimal oleh perangkat desa atau ketua RT. “Dengan teknologi frekuensi radio, alat ini sebenarnya cukup mudah diakses, sehingga idealnya bisa dimiliki oleh pemangku kepentingan di tingkat lokal untuk meningkatkan kesiapsiagaan,” ujarnya.
Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan respons cepat terhadap potensi tsunami di Aceh, mengingat pentingnya informasi yang tepat waktu demi keselamatan masyarakat di wilayah rawan bencana.
Editor: Akil