NUKILAN.id | Banda Aceh – Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin yang kuat, lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Swt. daripada orang mukmin yang lemah.” (HR. Abu Hurairah). Prinsip ini menjadi dasar penting bagi upaya menjaga kesehatan generasi Aceh agar tumbuh lebih kuat dan sehat di masa depan. Namun, program Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Aceh masih tertinggal dibandingkan provinsi lain.
Dalam lima tahun terakhir, cakupan IDL di Provinsi Aceh terus mengalami penurunan. Data terbaru menunjukkan bahwa dari total 6.507 desa di Aceh, hanya 24,9 persen yang telah mencapai cakupan Universal Child Immunization (UCI). Kondisi ini memprihatinkan dan menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK).
Dekan FK USK, Dr. dr. Safrizal Rahman, M.Kes, SpOT, mengungkapkan bahwa rendahnya cakupan IDL di Aceh telah memicu kemunculan kembali penyakit lama (re-emerging diseases) yang sebelumnya telah hilang dari masyarakat, seperti pertusis, campak, dan difteri. Menurutnya, ancaman penyakit ini dapat dicegah dengan kolaborasi erat antara Dinas Kesehatan, akademisi, ulama, dan masyarakat.
Sebagai langkah konkret, FK USK menjalin kerja sama dengan ulama Aceh dalam program edukasi imunisasi berbasis syariat. Program ini mencakup pelatihan, konsultasi aspek keagamaan, serta edukasi melalui mimbar-mimbar masjid, seperti khutbah Jumat, pengajian rutin, ceramah peringatan hari besar Islam, tausiah subuh, tausiah Ramadan, dan momentum religius lainnya.
Penanggung jawab program “Ulama-Edu Imunisasi Aceh,” Dr. dr. Ichsan, M.Sc., SpKKLP., Subsp.FOMC, menjelaskan bahwa pada tahap ini, sebanyak 33 ulama dari enam kecamatan di Banda Aceh dan Aceh Besar—Meuraxa, Lueng Bata, Kuta Alam, Darussalam, Kuta Malaka, dan Montasik—ikut serta dalam program ini. Mereka akan berikhtiar bersama tim ahli FK USK untuk menyampaikan pentingnya imunisasi kepada masyarakat.
“Ke-33 ulama ini akan menjalani program selama tujuh bulan ke depan dan akan dievaluasi dengan survei kualitatif serta kuantitatif pada akhir tahun 2025,” kata dr. Ichsan.
Ia menambahkan bahwa jika jumlah anak yang tidak mendapatkan IDL terus meningkat, Aceh berisiko tidak mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), yang dapat memperburuk kondisi kesehatan masyarakat secara luas.
Dalam kesempatan terpisah, Rektor USK, Prof. Marwan, menegaskan bahwa sebagai perguruan tinggi dengan akreditasi unggul, USK berkomitmen untuk aktif terjun langsung ke masyarakat guna mencari solusi atas berbagai permasalahan yang ada. Ia juga menekankan bahwa sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam, Aceh perlu melibatkan ulama dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Editor: Akil