Nukilan.id – Bank Indonesia Provinsi Aceh terus mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi di wilayah tersebut. Dalam upayanya tersebut, mereka mengimplementasikan strategi 4K yang terdiri dari keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
Perkembangan inflasi di Aceh selama lima bulan terakhir menunjukkan tren menurun yang menggembirakan. Data inflasi tahunan dari bulan Februari hingga Juni 2023 secara berurutan adalah 6,71% (yoy), 5,46% (yoy), 4,05% (yoy), 3,34% (yoy), dan 2,70% (yoy). Hasil tersebut menunjukkan bahwa Inflasi Gabungan Kota IHK di Provinsi Aceh terus mengalami perbaikan yang signifikan dan diperkirakan akan tetap berada dalam rentang target nasional, yaitu 3Ā±1%, sepanjang tahun 2023.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Prabu Dewanto menjelaskan, bahwa hasil tersebut dapat dicapai berkat kolaborasi yang kuat dan koordinasi yang baik antara anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Aceh. Prabu menekankan pentingnya menjaga optimisme perekonomian di Aceh dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor unggulan.
“Dalam menghadapi tantangan inflasi, kami bersama-sama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan terus memperkuat operasi pasar, menggalakkan gerakan tanam, meningkatkan kerjasama antar daerah, memberikan subsidi ongkos angkut, mendorong digitalisasi data dan informasi, serta meningkatkan koordinasi komunikasi melalui high level meeting,” ungkap Prabu kepada Nukilan di Aceh Besar.
Prabu juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap prestasi Aceh dalam menekan tingkat inflasi. Menurut data yang dirilis pada bulan Juni 2023, inflasi tahunan Gabungan Kota IHK di Provinsi Aceh menduduki peringkat ke-6 terendah di seluruh Indonesia dengan angka 2,70% (yoy).
“Kami sangat optimis dengan prospek ekonomi di Aceh dan akan terus mendukung penguatan sektor-sektor unggulan untuk menjaga momentum ini. Bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), kami mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan dalam mewujudkan stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Aceh,” tambah Prabu.
Selain upaya dalam mengendalikan inflasi, Bank Indonesia Provinsi Aceh juga turut menyelenggarakan Festival Meuseuraya yang akan berlangsung di Balai Meseuraya Aceh (BMA) pada tanggal 14 hingga 16 Juli 2023. Festival ini merupakan sinergi dari beberapa event besar di Aceh, seperti Karya Kreatif Aceh, Aceh Sharia Festival (Road to FESyar), dan Side Event FEKDI.Ā
Selain itu, Meuseuraya Festival juga akan berkolaborasi dengan Aceh Culinary Festival Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Festival Meuseuraya diharapkan akan menjadi ajang yang menarik perhatian masyarakat dengan berbagai acara seru, mulai dari pameran produk UMKM Aceh hingga permainan lucu yang terkait dengan QRIS dan berkesempatan memenangkan hadiah jutaan rupiah. [Rjf]