NUKILAN.id | Banda Aceh — Universitas Syiah Kuala (USK) menerima kunjungan Direktur Strategi dan Sistem Pembelajaran Transformatif (SSPT) Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdiktiristek), Prof. dr. Ardi Findyartini, Ph.D., pada Jumat (9/5/2025) pagi.
Dalam pertemuan semiformal yang berlangsung di Ruang Telekonferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) USK, Rektor USK Prof. Dr. Ir. Marwan memaparkan berbagai capaian dan perkembangan pelaksanaan Program Profesi Guru (PPG) yang dikelola oleh FKIP.
Ribuan Peserta dan Tingkat Kelulusan Tinggi
“Selama ini, kami di USK, khususnya di bawah pengelolaan FKIP sudah melaksanakan PPG prajabatan dan dalam jabatan secara maksimal. Namun demikian, kami tetap mengharapkan saran dan masukan dari Ibu Direktur agar pelaksanaan PPG ke depan bisa lebih maksimal lagi,” ujar Prof. Marwan.
Ia juga menjelaskan bahwa tahun ini terdapat ribuan peserta PPG yang tersebar dalam 17 bidang studi. Dengan antusias, ia berharap kunjungan ini membawa arahan baru agar pelaksanaan program berjalan semakin baik.
Hal senada disampaikan Koordinator PPG FKIP USK, Dr. Yenni Marlina, M.Pd. Ia menuturkan bahwa sejak tahun 2014, rata-rata tingkat kelulusan mahasiswa PPG FKIP mencapai 97–99 persen.
“Tingkat kelulusan yang hampir mencapai 100 persen setiap periode pelaksanaan ini membuat kami bangga. Namun, tentu saja kami tidak boleh tinggi hati. Kami akan terus melakukan perbaikan semaksimal mungkin,” ujar Yenni.
Menurutnya, pada tahun 2022 FKIP USK mendapat penambahan lima bidang studi untuk PPG, baik prajabatan maupun dalam jabatan. Sementara itu, di tahun 2025, sebanyak 3.910 mahasiswa tercatat mengikuti PPG di bawah naungan FKIP USK.
Fokus Nasional: Revitalisasi LPTK
Menanggapi laporan tersebut, Prof. dr. Ardi Findyartini—yang akrab disapa Prof. Titin—memberikan apresiasi terhadap pencapaian FKIP USK. Ia menekankan bahwa program PPG memang menjadi bagian dari prioritas nasional untuk merevitalisasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
“Sebagaimana keinginan nasional melalui kurikulum berdampak, tentu saja kita ingin pelaksanaan PPG berdampak pada pendidikan dan masyarakat luas,” ujarnya.
Namun, ia juga mengingatkan agar pengelola pendidikan tidak hanya berfokus pada angka kelulusan.
.”Terkadang kita sering memikirkan hasilnya, kuantitasnya, giliran SDM dan sarana prasarana yang ada, jarang kelihatan. Untuk itu, kami juga menginginkan adanya ruang microteaching yang dilengkapi dengan sarana teknologi transformasi,” kata Titin.
FKIP Siap Jemput Bola
Menyambut pernyataan tersebut, Dekan FKIP USK, Dr. Drs. Syamsulirizal, M.Kes., menyatakan kesiapan pihaknya untuk memperkuat infrastruktur pembelajaran, terutama ruang microteaching berbasis teknologi.
“Kalau Ibu Direktur berkenan, kami siap menjemput bola ke Jakarta. Kira-kira sarana teknologi seperti apa yang memungkinkan diberikan kepada kami yang sudah memiliki ruang microteaching khusus,” ujar Dekan FKIP setengah bertanya.
Ia juga menyampaikan rencana strategis lainnya. Ke depan, FKIP USK akan kembali menghidupkan program magang di daerah asal domisili bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan tahap microteaching.
Langkah ini dinilai sebagai bentuk konkret dukungan FKIP USK terhadap pelaksanaan PPG yang tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada proses dan dampak nyata di lapangan.
Editor: Akil