NUKILAN.id | Banda Aceh – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs H Azhari MSi meminta komitmen seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Aceh untuk melaksanakan dan mengawal Asta Protas Kemenag Berdampak atau delapan program prioritas Kemenag Berdampak yang dikenalkan Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar.
“Kewajiban kita sebagai ASN Kemenag untuk melaksanakan dan mengawal program ini,” kata Azhari, Kamis (20/3/2025).
Program-program yang terpilih ini merupakan langkah konkret Kemenag untuk menyelesaikan Asta Cita serta 17 program prioritas yang telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.
“Asta Protas ini berisi delapan program besar, yang outputnya diharapkan berdampak langsung pada masyarakat serta berkontribusi terhadap penyelesaian Asta Cita dan 17 program prioritas Presiden dan Wapres. Ini insyaAllah akan kita kerjakan selama periode 2025 sampai 2029,” jelas Menag Nasaruddin, 6 Maret 2025 lalu.
Delapan program prioriitas Kemenag, meliputi: (1) Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan; (2) Penguatan Ekoteologi; (3) Layanan Keagamaan Berdampak; (4) Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi; (5) Pesantren Berdaya; (6) Pemberdayaan Ekonomi Umat; (7) Sukses Haji; dan (8) Digitalisasi Tata Kelola.
Azhari mengungkapkan, di antara program yang telah sukses dan akan terus dilanjutkan terkait Asta Protas pada 2025 terkait penguatan ekoteologi ialah penanaman pohon di lahan produktif.
“Program pemanfaatan lahan wakaf produktif sekaligus program penghijauan ini, kita lanjutkan bersama jajaran dan mitra pada 2025 ini, setelah target 20 ribu pohon produktif telah selesai ditanam di tanah wakaf pada tahun 2024,” ujarnya.
Azhari berharap, program penanaman pohon produktif di lahan wakaf ini terus berlanjut. “Kalau 20 ribu batang setahun, maka 5 tahun menjadi 100 ribu. Insya Allah seluruh tanah wakaf yang ada di Aceh semuanya sudah ditanami pohon dan produktif,” katanya.
Pemberdayaan tanah wakaf menjadi salah satu fokus Kemenag Aceh, sehingga tanah-tanah wakaf tidak terbengkalai, lahan-lahan kosong bisa produktif dan menghasilkan, dan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi dan kemaslahatan umat.
Oleh karenanya, penanaman pohon disesuaiikan dengan kondisi daerah. “Kalau di Bener Meriah misalnya cocok alpukat, kopi, jeruk. Di Sabang ditanam kelapa dan cengkeh, dan sebagainya,” ucap Azhari.
Program ini sudah berjalan di beberapa daerah, seperti halnya, Kemenag Aceh Singkil yang telah menanam 1.100 batang sawit di lahan wakaf di Gampong Sebatang. Kemudian, Aceh Tengah telah menanam 2 ribu batang kopi di Kala Wih Ilang. Di Bireuen ditanam 2 ribu rambutan, mangga, dan kelapa.
“Di Aceh Tenggara, mangga. Turun ke Aceh Timur ditanami kelapa. Pidie Jaya kelapa, Pidie lain lagi,” katanya.
Kemenag Aceh, lanjut Azhari terus berkomitmen untuk menjalankan Asta Protas ini. “Insya Allah delapan program dalam Asta Protas ini akan kita wujudkan di Aceh,” tutup Azhari. []