Thursday, May 2, 2024

Apa yang Akan Terjadi Ketika Matahari Mati?

Nukilan.id – Kehidupan di Bumi membutuhkan sinar matahari untuk tetap bertahan. Tapi seperti kebanyakan bintang di luar angkasa, matahari memiliki usia yang terbatas dan suatu saat akan mati.

Saat ini matahari masih memiliki banyak pasokan hidrogen di dalam intinya untuk dibakar menjadi helium. Tapi dalam lima miliar tahun ke depan, matahari akan kekurangan pasokan hidrogen.

Ahli astrofisika Jillian Scudder mengatakan matahari kini berada dalam fase paling stabil dalam siklus hidupnya, dan telah berada di fase ini sejak tata surya terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu.

Biasanya bintang seukuran matahari memiliki fase stabil sekitar delapan miliar tahun. Jadi saat ini kita sudah memasuki paruh kedua fase stabil matahari.

Lalu apa yang akan terjadi dalam waktu lima miliar tahun saat matahari mati? Setelah semua hidrogen di intinya habis, akhirnya hanya tersisa helium. Masalahnya, inti matahari tidak cukup panas atau padat untuk membakar helium.

Karena tidak ada gas di inti yang bisa dibakar, gaya gravitasi akan mengambil alih. Lama kelamaan, gaya gravitasi ini menekan pusat matahari sehingga mulai membakar hoidrogen dalam cangkang kecil di sekitar inti yang mati, yang masih penuh dengan helium.

Proses penekanan di bagian pusat matahari memungkinkan bagian luar matahari mengembang ke arah luar. Hidrogen yang terbakar di cangkang di sekitar inti akan meningkatkan kecerahan matahari secara signifikan.

Karena ukuran matahari sudah membesar, permukaannya akan mulai mendingin dan berubah dari ‘white-hot’ menjadi ‘red-hot’. Karena matahari menjadi lebih besar, terang, dan merah dari sebelumnya, bintang ini sekarang disebut sebagai ‘red giant’.

Lantas bagaimana efek kejadian ini terhadap kehidupan di Bumi? Tentunya Bumi tidak akan bertahan sampai semua proses matinya matahari ini selesai.

Permukaan matahari kemungkinan sudah sangat mengembang dan akan mencapai orbit Mars saat ini. Meski orbit Bumi juga akan sedikit membesar, tidak akan cukup untuk kabur dari jangkauan matahari yang akan menelan Bumi.

Kehidupan di Bumi akan punah jauh sebelumnya. Bahkan sebelum matahari selesai membakar semua hidrogennya, bentuknya sudah akan berubah. Tiap satu miliar tahun, tingkat kecerahan matahari akan bertambah sekitar 10%.

Jika kecerahan matahari meningkat, artinya panas yang diterima planet kita juga akan meningkat. Karena suhu Bumi yang terus memanas, air di lautan akan menguap, seperti dikutip dari Phys, Sabtu (18/6/2021).

Kenaikan 10% mungkin tidak banyak, tapi dampaknya akan sangat berbahaya untuk kehidupan di Bumi. Perubahan ini membuat Bumi tidak lagi berada di zona layak huni dan lautan akan menguap.

Begitu matahari berhenti membakar hidrogen di intinya, Mars akan berada di zona layak hidup dan permukaan Bumi akan terlalu panas untuk menampung air.

Kapan Bumi akan mencapai titik ini tidak ada yang tahu karena setiap model simulasi yang digunakan oleh peneliti memiliki prediksinya masing-masing. Tapi kalau untuk kehidupan manusia sendiri, sepertinya kita memiliki waktu kurang dari satu miliar tahun kecuali kita berhasil membangun kehidupan di planet lain.[detikcom]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img