NUKILAN.id | Banda Aceh – Pada hari Rabu, 4 September 2024, suasana di Masjid Raya Baiturrahman (MRB) tampak berbeda dari biasanya. Sejumlah masyarakat dengan penuh antusias ikut menyaksikan tes baca Al-Qur’an dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub dan cawagub) Aceh, Bustami Hamzah-Muhammad Yusuf A Wahab dan Muzakir Manaf-Fadhlullah.
Ujian ini bukan sekadar formalitas. Di bawah tatapan juri yang memerhatikan dengan seksama, para calon diuji dalam penguasaan ilmu tajwid, kefasihan (fashahah), dan adab dalam membaca Al-Qur’an. Satu per satu calon maju ke depan, menunjukkan penguasaan mereka dalam membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Muhammad Fadli, salah seorang warga yang turut hadir menyaksikan uji baca Al-Qur’an tersebut mengatakan bahwa tes baca Al-Qur’an ini telah menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Aceh, mengingat pentingnya nilai religius dalam pemilihan pemimpin di provinsi ini.
“Bagi kami, tes ini bukan sekadar syarat administratif. Ini adalah bukti keseriusan calon pemimpin dalam menjalankan amanah agama,” kata Muhammad Fadli kepada Nukilan.id, Rabu (4/9/2024).
Untuk diketahui, menurut Qanun Aceh Nomor 12 Tahun 2016, kemampuan membaca Al-Qur’an menjadi salah satu kriteria utama yang harus dipenuhi oleh setiap calon gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, wali kota/wakil wali kota, serta bakal calon legislatif untuk DPR Aceh. Ketentuan ini dipandang sebagai upaya untuk menjaga integritas dan akhlak para pemimpin di wilayah yang sangat kental dengan nilai-nilai Islami.
Tidak hanya hadir di Masjid Raya Baiturrahman, masyarakat Aceh yang tidak dapat hadir secara langsung juga antusias menyaksikan tes kemampuan baca Al-Qur’an melalui siaran langsung yang disiarkan oleh YouTube KIP Aceh.
“Saya mengikuti dari awal melalui YouTube KIP Aceh. Setidaknya, dengan begitu kita tahu mereka bukan hanya pandai berpidato, tetapi juga memahami dasar-dasar agama yang menjadi pedoman hidup di Aceh,” kata Amal yang dihubungi oleh Nukilan.id melalui telepon.
Menurut Amal, tes baca Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh KIP Aceh ini juga menjadi pengingat akan pentingnya keseimbangan antara kemampuan intelektual dan spiritual dalam memimpin. Ia mengatakan bahwa bagi sebagian besar masyarakat, ujian ini adalah simbol dari komitmen para calon untuk menjaga moralitas dan etika yang berlandaskan Al-Qur’an.
“Ini adalah ujian yang sebenarnya. Kami ingin pemimpin yang tak hanya pintar dan berwibawa, tetapi juga taat dan memiliki kedalaman spiritual,” tambah Amal.
Dengan berakhirnya tes tersebut, masyarakat Aceh kini menanti keputusan KIP Aceh mengenai siapa yang akan melaju ke tahap selanjutnya dalam Pilkada. Di tengah ketegangan politik yang semakin meningkat, tes baca Al-Qur’an ini telah membawa nuansa sejuk yang menyatukan harapan masyarakat Aceh untuk mendapatkan pemimpin yang tidak hanya cakap, tetapi juga taat pada nilai-nilai agama. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah