Sunday, July 7, 2024

AMSI dan UNESCO Gelar Pelatihan Jurnalisme Sensitif Konflik di Banda Aceh

NUKILAN.id | Banda Aceh – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bekerja sama dengan UNESCO akan menggelar pelatihan “Conflict-Sensitive Reporting Batch 1” selama tiga hari di Banda Aceh. Pelatihan ini diikuti oleh 25 jurnalis terpilih dari berbagai platform seperti televisi, radio, online, dan cetak. Para peserta berasal dari Jakarta, Aceh, dan Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini, tim Nukilan.id berhasil mewawancarai Hesti Murti, Program Manager AMSI, mengenai tujuan dan alasan pelatihan tersebut diadakan di Aceh.

“Kenapa UNESCO berkolaborasi dengan AMSI dan kenapa Aceh? Jadi begini, Aceh memiliki potensi kerawanan meskipun saat ini situasinya sedang. Namun, ada hal yang berbeda di Aceh dibandingkan dengan daerah lain, yang patut dicermati,” ujar Hesti kepada Nukilan.id, Senin (1/7/2024) lalu.

Hesti menjelaskan bahwa UNESCO saat ini menjalankan program untuk meningkatkan kapasitas dan membangun ketahanan masyarakat dalam merespons banyaknya misinformasi di media sosial. Dalam konteks pemilihan kepala daerah (pilkada), jurnalis diharapkan dapat berperan membantu masyarakat mengidentifikasi isu-isu yang beredar di media sosial, yang berpotensi menimbulkan konflik.

“Jurnalis sebenarnya bisa mengambil peran untuk membantu masyarakat mengidentifikasi isu-isu yang beredar di sosial media, termasuk isu-isu yang berpotensi membawa konflik. Kami berharap media bisa mengambil peran itu agar saat pilkada berlangsung, konflik tidak semakin besar dan bisa mencari solusi,” tambah Hesti.

Menurutnya, di era digital, tantangan dalam konteks pilkada cukup besar, termasuk tantangan penyebaran disinformasi dan ujaran kebencian di media sosial. Oleh karena itu, AMSI dan UNESCO berharap melalui pelatihan ini, jurnalis di daerah rawan konflik pilkada dapat berkontribusi untuk menciptakan kondisi yang lebih damai sehingga masyarakat dapat membuat keputusan dengan lebih jernih dan memilih sesuai dengan hati nurani mereka.

Pelatihan ini menjadi langkah penting dalam upaya menciptakan lingkungan media yang mampu menangani isu-isu sensitif dengan baik dan menjaga kedamaian selama proses pilkada berlangsung. (XRQ)

Reporter: Akil Rahmatillah

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img