Saturday, May 18, 2024

Aktivis Lingkungan Hidup: Penanganan Kejahatan terhadap TSL harus Diurai dari Hulu hingga ke Hilir

Nukilan.id – Aktivis lingkungan hidup Aceh, Tezar Pahlevi mengatakan persoalan tindak kejahatan terhadap tumbuhan dan satwa liar (TSL) merupakan persoalan bermula dari hulu hingga hilir dan adalah suatu rangkaian yang tidak terputus dalam penanganannya. Saat membicarakan barang bukti, maka yang disinggung adalah persoalan di hilir. Namun persoalan di hulu yaitu habitat di mana satwa liar hidup juga harus diperhatikan. Karena itu persoalannya harus diurai secara menyeluruh.

“Artinya kita perlu mencurahkan perhatian dari hulu ke hilir. Karena apapun ceritanya, ketika kita terfokus saja di hilir, ada nilai keanekaragaman itu yang hilang. Secara keanekaragaman misalnya kita sudah hilang satu individu harimau yang mati. Tapi secara penegakan hukum kita kita berhasil menangkap pelakunya. Jadi penanganannya harus komprehensif dari hulu ke hilir,” ujar Tezar Pahlevi dalam diskusi publik tentang barang bukti sitaan Tindak Pidana Lingkungan Hidup dan Kehutanan (TPLHK) satwa lindung yang diselenggarakan Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh di Escape Cafe, Pango Raya, Banda Aceh, Kamis (18/1/2024).

Reza menambahkan, hasil temuan dari pihaknya dalam lima tahun terakhir menunjukkan adanya pergeseran arus suplai satwa liar dari Aceh khususnya. Dia menyebutkan bahwa Aceh saat ini telah menjadi sumber utama satwa-satwa liar itu diburu dan diedarkan di tingkat lokal, nasional, hingga level internasional.

“Dalam kurun waktu dua tahun belakang, satwa liar yang ditangkap di Aceh itu langsung dikirim ke Jawa. Itu temuan kita di beberapa kasus yang kita dalami,” kata Tezar.

Terkait dengan kategori pemburu dalam kejahatan satwa liar ini sendiri, Tezar mengklasifikasikan mereka ke dalam beberapa kategori, yaitu pemburu tingkat bawah, kemudian pemburu tingkat tengah atau broker atau penampung sementara yang mendapatkan komisi dari penjualan satwa liar tersebut.

“Kemudian dari broker ini diteruskan ke penampung selanjutnya yang berada di luar Aceh, seperti di Jawa bahkan sampai ke tingkat internasional dan biasanya akan berakhir ke kolektor,” terang Tezar. [Sammy]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img