Wednesday, April 24, 2024

Aktivis Dayah Aceh: Gowes Buka Aurat Langgar Qanun Syari’at Islam

Nukilan.id – Aktivis Dayah Aceh yang juga Ketua I Rabithah Thaliban Aceh (RTA), Dr. Teuku Zulkhairi mengkritik parade gowes Tour de Aceh Etape yang dibuka Sekda Aceh, Taqwallah.

Pasalnya, sebagaimana foto-foto yang tersebar di media sosial, sebagian peserta gowes terlihat memakai celana pendek. Sehingga memperlihatkan auratnya ke publik.

“Meskipun peserta acara gowes ini datang dari provinsi luar Aceh juga, tapi seharusnya pihak penyelenggara dapat memberikan penjelasan tentang aturan Syari’at Islam di Aceh. Khususnya, dalam hal ini aturan menutup aurat, ” kata Teuku Zulkhairi yang juga akademisi UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, kepada Nukilan.id Rabu (18/5/2022).

Teuku Zulkhairi mengatakan, semua pihak seharusnya dapat menghargai aturan-aturan Syari’at Islam di Aceh. Termasuk pihak luar.

Hukum menutup aurat di Aceh bukan hanya untuk perempuan. Tapi lelaki juga berlaku.

Menurut Zulkhairi, sekilas mungkin ini persoalan kecil. Tapi, jika kita membuat ini jadi kebiasaan maka lama kelamaan identitas Aceh sebagai Provinsi yang berlaku Syari’at Islam akan semakin sirna.

“Dan pejabat harus menjadi teladan dalam ketundukan kepada aturan Syari’at Islam dalam hal menutup aurat ini. Tidak salah apabila pejabat kita mengingatkan peserta gowes bahwa Aceh ini Provinsi yang berlaku Syari’at Islam dimana membuka aurat di depan umum adalah hal terlarang,” kata Zulkhairi.

Apalagi, sebagai muslim semestinya kita sudah sangat paham yang mana aurat laki-laki. Jangankan kita katakan aturan Syariat Islam, hal-hal seperti ini sudah diajarkan oleh orang tua kita masing-masing di rumah.

Zulkhairi menambahkan, ada fenomena aneh di Aceh akhir-akhir ini dimana kaum pria semakin gemar memakai celana pendek di depan publik dan sepertinya fenomena ini sangat sulit dihentikan. Aneh karena terjadi paradoks antara Syari’at Islam dengan fenomena di lapangan.

“Jangan-jangan fenomena laki-laki bercelana pendek di depan umum ini sulit dihentikan karena memang sejalan dengan agenda merusak identitas Syari’at Islam di Aceh seperti halnya gowes dengan celana pendek itu?,” Zulkhairi mempertanyakan.

Zulkhairi mengingatkan pihak-pihak terkait untuk betul-betul pro aktif mendukung Syari’at Islam di Aceh sebagai suatu keistimewaan yang dimiliki oleh bangsa Aceh.

Karena Syari’at Islam di Aceh berlaku untuk semuanya. Bukan untuk masyarakat kecil saja sementara yang memiliki jabatan tidak berlaku.

“Kalau kita orang Aceh sendiri tidak mau hargai Syari’at Islam di Aceh, apakah mungkin orang luar akan menghargainya,” ujar Zulkhairi.[]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img