NUKILAN.id | Jakarta – Aksi Kamisan, yang rutin digelar setiap Kamis di depan Istana Negara, memasuki babak akhir di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pada Kamis, 17 Oktober 2024, aksi ke-836 ini menjadi aksi terakhir di bawah kepemimpinan Jokowi, menjelang serah terima jabatan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto pada 20 Oktober mendatang.
Di depan Istana, para peserta aksi tampak berkumpul seperti biasa. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan membawa payung hitam, simbol perlawanan terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang belum terselesaikan di Indonesia.
Amatan Nukilan.id, salah seorang peserta aksi, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan kekhawatiran tentang masa depan perjuangan HAM di bawah kepemimpinan Prabowo.
“Kamis-kamis yang akan datang mungkin akan menjadi Kamis yang lebih muram,” ungkapnya.
Hal ini merujuk pada rekam jejak Prabowo yang disebut-sebut terlibat dalam kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu. Ia menambahkan, situasi ini diperburuk dengan posisi Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, sebagai Wakil Presiden terpilih.
Meskipun demikian, para peserta Aksi Kamisan menegaskan bahwa mereka akan tetap melanjutkan perjuangan melawan ketidakadilan dan penuntasan kasus pelanggaran HAM. Namun, ada perubahan besar yang akan terjadi.
“Kami tidak akan lagi mengirimkan surat tuntutan kepada presiden seperti yang rutin kami lakukan selama 17 tahun ini,” tambah salah satu pengunjuk rasa.
Aksi Kamisan, yang dimulai sejak tahun 2007, telah menjadi simbol perlawanan dan pengingat bagi pemerintah agar tidak melupakan para korban pelanggaran HAM di Indonesia. Slogan “Hidup Korban! Jangan Diam! Lawan!” kembali menggema di sepanjang aksi.
Meski begitu, banyak peserta merasa bahwa masa depan perjuangan mereka berada di persimpangan jalan. Harapan untuk keadilan bagi para korban kini tergantung pada komitmen pemerintah baru dalam menangani berbagai kasus HAM yang belum terselesaikan.
Dengan berakhirnya era Jokowi, Aksi Kamisan menghadapi tantangan baru. Meski demikian, semangat perlawanan tetap hidup di antara mereka.
“Perjuangan ini belum selesai,” tutup peserta lainnya dengan nada tegas. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah