Saturday, May 4, 2024

Aishah : Perempuan dan Decision Making

CEO Save Education Aceh (SEA) sekaligus guru SMPN 1 Banda Aceh, Aishah (dok : foto Auliana Nukilan)

Nukilan.id | Banda Aceh – Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia merayakan Hari Kartini untuk menghormati perjuangan seorang pahlawan nasional, Raden Ajeng Kartini. Hari ini tidak hanya merupakan pengingat akan dedikasi Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, tetapi juga sebuah kesempatan untuk merenungkan bagaimana visinya terus memengaruhi dan menginspirasi perempuan Indonesia di era modern ini.

CEO Save Education Aceh (SEA) sekaligus guru SMPN 1 Banda Aceh, Aishah menjelaskan terkait perempuan dan decision making. Pemahamannya adalah perempuan dalam sehari mampu berpikir cepat dan memutuskan sesuatu. Semakin dia belajar maka kemampuan dalam mengkritisi sesuatu akan semakin berkembang dan tajam dengan dihadapkan pada dinamika saat ini yang sangat kompleks. Hal tersebut adalah salah satu peran perempuan dalam kehidupan.

Aishah mengatakan, perempuan dalam decision-making dan perkembangan saat ini memainkan peran yang semakin penting dan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang profesional, sosial, dan pribadi. Perempuan sering kali dihadapkan pada tuntutan untuk menjadi multi-tasking, yaitu mampu melakukan berbagai peran dan tanggung jawab sekaligus, seperti bekerja, merawat keluarga, dan berkontribusi dalam masyarakat.

Ia juga menyebut, peran perempuan yang multi-tasking ini menunjukkan kemampuan adaptasi dan fleksibilitas yang tinggi, namun juga bisa menimbulkan tekanan dan beban yang berat. Di satu sisi, perempuan diharapkan untuk sukses dalam karier mereka, namun di sisi lain, mereka juga diharapkan untuk tetap menjalankan peran tradisional sebagai ibu dan pengasuh keluarga. Sebagai contoh, Sheryl Sandberg (COO Facebook): Sandberg menekankan pentingnya perempuan mengambil peran aktif dalam dunia kerja dan berani mengambil keputusan penting.

Menurutnya, perempuan perlu percaya diri dan mengatasi hambatan-hambatan dalam mencapai kesuksesan. Melinda Gates (Philanthropist): Gates menyoroti pentingnya dukungan terhadap perempuan yang berperan ganda sebagai pekerja dan pengasuh keluarga. Dia mengadvokasi untuk adanya dukungan sosial dan kebijakan yang memungkinkan perempuan untuk mencapai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.

Kemudian, Michelle Obama (Mantan First Lady AS): Michelle Obama juga menekankan pentingnya memberdayakan perempuan untuk berperan aktif dalam pembangunan masyarakat dan mengambil peran penting dalam pengambilan keputusan yang berdampak luas. Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk memberi dukungan dan fasilitas yang memadai bagi perempuan agar dapat menjalankan peran mereka dengan efektif tanpa harus merasa terbebani. Pembangunan kesetaraan gender dan pengakuan terhadap kontribusi perempuan dalam berbagai bidang juga menjadi kunci dalam memastikan peran perempuan yang multi-tasking dihargai dan diperhitungkan.

“Perempuan nusantara termasuk di Aceh memiliki sejarah panjang sebagai pejuang yang memperjuangkan hak-haknya dan berperan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat,” ucapnya saat diwawancarai Nukilan.id, Selasa (23/4/2024).

Kata Aishah, Aceh sendiri juga memiliki sejarah yang kaya dengan peran perempuan yang berperang, berjuang untuk keadilan, dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Di Aceh, perempuan memiliki peran yang signifikan dalam perlawanan terhadap penjajah Belanda pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Mereka terlibat dalam perang gerilya, memberikan dukungan logistik, dan berperan dalam mempertahankan kebudayaan dan identitas Aceh.

Lanjutnya, pejuang perempuan terkenal dari Aceh adalah Cut Nyak Dhien yang dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia. Cut Nyak Dhien adalah seorang pejuang yang gigih melawan penjajahan Belanda dan memimpin perlawanan rakyat Aceh. Perjuangannya yang gagah berani dan semangatnya dalam mempertahankan tanah air menjadi inspirasi bagi banyak orang, baik di Aceh maupun di seluruh Indonesia.

Di sisi yang sama, perempuan di Aceh juga memainkan peran penting dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak, terutama setelah konflik bersenjata di Aceh yang berlangsung selama puluhan tahun. Banyak pejuang perempuan dari Aceh yang aktif dalam membangun perdamaian, memperjuangkan hak-hak korban konflik, dan mempromosikan kesetaraan gender di masyarakat. Maka, dengan warisan sejarah yang kaya ini, perempuan di Aceh terus berperan sebagai agen perubahan dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Mereka bisa menunjukkan keberanian, keuletan, dan semangat untuk terlibat aktif dalam pembangunan dan perubahan sosial di Aceh dan Indonesia pada umumnya,” pungkasnya.

Reporter : Auliana Rizky

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img