NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Setelah lebih dari empat dekade sejak terakhir kali menjadi tuan rumah, Provinsi Aceh kembali mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional 2028. Proposal resmi pengajuan tersebut telah diserahkan kepada Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Nasional.
“Kita sudah mengajukan untuk menjadi tuan rumah MTQ Nasional 2028 dalam rapat kerja LPTQ pada kegiatan seleksi tilawatil quran dan hadis (STQH) Nasional di Kendari,” kata Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Zahrol Fajri, dikutip dari Antara, Selasa (14/10/2025).
Proposal itu diserahkan langsung oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Aceh Azhari, didampingi Kadis Syariat Islam Aceh Zahrol Fajri dan Ketua LPTQ Aceh Armiadi Musa, serta diterima oleh Ketua Umum LPTQ Nasional, yang juga Dirjen Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad.
Selain menyerahkan proposal, rombongan dari Aceh juga mengajukan surat permohonan audiensi dengan Menteri Agama Nasaruddin Umar. Audiensi tersebut diharapkan dapat membahas langsung kesiapan dan dukungan Aceh sebagai calon tuan rumah MTQ Nasional.
Menurut Zahrol, Aceh saat ini berada dalam posisi yang sangat siap untuk menjadi tuan rumah dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Dukungan penuh juga datang dari Gubernur Aceh Muzakir Manaf, yang telah menyiapkan surat permohonan dan proposal resmi kepada Menteri Agama, disertai kesiapan infrastruktur yang dinilai sudah memadai.
Zahrol menyebutkan, sejumlah lokasi telah dipersiapkan jika Aceh ditunjuk menjadi tuan rumah MTQ Nasional 2028. Untuk arena utama, beberapa lokasi yang diusulkan antara lain Lapangan Blang Padang, halaman Masjid Raya Baiturrahman, dan Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Banda Aceh.
Sementara itu, untuk cabang-cabang perlombaan, telah disiapkan berbagai tempat representatif seperti Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Asrama Haji, AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala (USK), Auditorium Ali Hasyimi UIN Ar-Raniry, Taman Ratu Safiatuddin, hingga halaman Masjid Oman Lampriet.
Tempat lain yang juga disiapkan antara lain Masjid Baitul Musyahadah Setui, Taman Bustanussalatin, Aula Kantor Gubernur Aceh, Mahkamah Syariah Aceh, Kantor Dinas Syariat Islam, Kanwil Kemenag Aceh, serta kompleks Meuligoe Wali Nanggroe.
“Aceh memiliki pengalaman, dukungan masyarakat, dan infrastruktur yang memadai untuk menjadi tuan rumah MTQ Nasional. Bila dipercaya, kami siap menyambut seluruh kafilah dengan pelayanan terbaik,” ujar Zahrol.
Ia menambahkan, sudah lebih dari empat dekade sejak Aceh terakhir menjadi tuan rumah MTQ Nasional ke-12 di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh pada 1981. Kini, semangat itu kembali tumbuh di Tanah Rencong.
“Jika disetujui menjadi tuan rumah MTQ ke-32 pada 2028, maka Aceh kembali mencatat sejarah sebagai tuan rumah MTQ Nasional untuk kedua kalinya,” katanya.
Zahrol menegaskan, Aceh patut menjadi panggung nasional bagi syiar Al-Qur’an. Ia menilai, keberhasilan Aceh dalam menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 menjadi bukti nyata kesiapan daerah ini dalam menggelar ajang berskala besar.
“Dengan kekuatan sejarah, potensi sumber daya, dan kesiapan infrastruktur, Aceh siap menjadi tuan rumah MTQ Nasional 2028, dan insyaallah nanti gubernur segera membentuk panitia persiapan,” pungkasnya.